Rencana AS untuk Menarik 2500 Tentaranya dari Afghanistan

Indonesian Radio 14 views
Agresi militer Amerika Serikat (AS) ke Afghanistan telah berlangsung selama pemerintahan Presiden George W. Bush, Barack Obama dan Donald Trump.

Beberapa bulan dalam pemerintahannya, Presiden AS Joe Biden mengumumkan penarikan penuh pasukan AS pada 11 September, peringatan 20 tahun serangan terhadap World Trade Center dan Pentagon.

"Saya sekarang adalah presiden AS keempat yang memimpin kehadiran pasukan Amerika di Afghanistan. Dua Republik, dua Demokrat. Saya tidak akan meneruskan tanggung jawab ini kepada yang kelima," kata Biden, Kamis (15/4/2021).

Menurut Proyek Biaya Perang Universitas Brown, biaya yang harus ditanggung AS dalam agresi militer ke Afghanistan sangat tinggi. AS juga telah kehilangan lebih dari 2.400 tentara, sementara pengeluaran militer telah melebihi 2,26 triliun dolar Amerika.

Kesepakatan damai bersyarat yang ditandatangani pada Februari 2020 antara AS dan Taliban dimaksudkan untuk membuka jalan bagi faksi-faksi Afghanistan yang berperang untuk mengakhiri pertempuran bertahun-tahun. Tetapi pembicaraan pembagian kekuasaan berikutnya antara pemerintah Afghanistan dan Taliban terhenti karena kedua belah pihak menunggu untuk melihat posisi apa yang akan diadopsi oleh presiden AS yang baru.

Janji Biden untuk menarik pasukan AS dari Afghanistan, terlepas dari kondisi di lapangan, mengurangi insentif bagi Taliban untuk membuat konsesi dalam pembicaraan tersebut.

Biden menetapkan akan menarik 2.500 tentara AS yang tersisa di Afghanistan pada 11 September dan akan dimulai sejak awal Mei 2021. Jumlah pasukan AS di Afghanistan mencapai puncaknya pada lebih dari 100.000 pada tahun 2011.

Tanggal 11 September adalah tanggal yang sangat simbolis, datang 20 tahun setelah serangan Al Qaeda di AS yang mendorong Presiden George W Bush untuk melancarkan konflik.

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengungkapkan di akun Twitter-nya bahwa dia telah berbicara dengan Joe Biden dan dia menghormati keputusan AS.

Dia menulis, kami akan bekerja dengan mitra AS kami untuk memastikan transisi yang mulus dan kami akan terus bekerja dengan mitra AS/NATO kami dalam upaya perdamaian yang sedang berlangsung.

Ada pertemuan puncak yang direncanakan tentang Afghanistan mulai tanggal 24 April di Istanbul yang akan melibatkan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Qatar (RA)

Add Comments