Juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran Saeed Khatibzadeh mengatakan, sebagian warga Iran telah sampai ke perbatasan Ukraina dan hari ini ada antrian panjang untuk masuk ke Polandia.
Hal itu dikatakan Khabtibzadeh dalam jumpa pers pada hari Senin (28/2/2022). Menurutnya, sejumlah warga Iran juga belum bisa masuk ke Polandia. Namun hal-hal yang diperlukan untuk warga Iran termasuk para mahasiswa telah disiapkan.
Mobil-mobil untuk mengangkut warga Iran juga dipasang bendera negara ini agar mudah ditemukan, sebab, mereka di perbatasan bersama ribuan pengungsi Ukraina dan orang-orang dari berbagai negara lainnya.
Pemerintah Iran juga berusaha membuka jalan lain untuk evakuasi termasuk melalui Moldova, Romania (Rumania), Hongaria dan Polandia.
Jubir Kemlu Iran juga menyinggung pembicaraan nuklir di Wina. Dia menuturkan, beberapa isu yang sangat penting tetap ada untuk kepentingan Iran.
"Jika Prancis tidak selalu berusaha agar negosiasi menghadapi kebuntuan atau menyeret keluar dari jalur perundingan yang khusus membicarakan perjanjian nuklir JCPOA, maka pada bulan-bulan lalu, kita akan berada pada titik di mana kita akan berbicara tentang draf. Tanggung jawab Prancis dalam kondisi sekarang sangat jelas bagi semua," jelasnya.
Dia menegaskan, kesepakatan tidak dapat dibuat tanpa itikad baik.
Jubir Kemlu Iran lebih lanjut mengatakan bahwa konfrontasi militer antara Ukraina dan Rusia tidak memiliki efek diplomatik pada perundingan Wina.
"Setiap orang yang mengenali masalah diplomasi tahu bahwa hal-hal yang berbeda ditempuh dengan caranya sendiri, meskipun mungkin ada pandangan yang berseberangan. Apa yang terjadi di Wina didasarkan pada pemahaman bersama untuk melindungi kepentingan semua pihak," tambahnya.
Khatibzadeh menegaskan, sejauh ini, semua perilaku dan pembicaraan di Wina dilakukan secara profesional dan saling menghormati, untuk mencapai hasil yang sesuai dengan semua perbedaan yang ada.
Juir Kemlu Iran mengungkapkan bahwa pihak Barat belum membuat keputusannya dan tidak ada ambiguitas yang tersisa bagi mereka.
"Pencabutan sanksi dan masalah nuklir adalah salah satu masalah yang paling penting dalam perundingan Wina," pungkasnya. (RA)