Perang di Ukraina telah memicu krisis pengungsi.
Ratusan ribu pengungsi telah meninggalkan Ukraina.
Media-media Barat memuat laporan tentang nasib para pengungsi Ukraina.
Namun krisis kemanusiaan lain sedang berlangsung di Asia Tengah.
Banyak warga Afghanistan berjuang untuk bertahan hidup.
Banyak orang lain telah mencoba melarikan diri dari negara mereka.
“Tidak diragukan lagi, kita hidup di masa krisis bencana, di mana nyawa warga sipil tak berdosa dikorbankan dalam perang tuan mereka. Ya di Ukraina, tapi tidak hanya itu. Sejak forum terakhir, puluhan ribu warga Afghanistan telah dipaksa melarikan diri untuk mencari makanan dan keamanan. 5 juta anak menghadapi kelaparan, kematian yang menyiksa dan menyakitkan, peningkatan 500% dalam pernikahan anak dan anak-anak dijual hanya agar mereka dapat bertahan hidup. Dan tidak disebutkan tentang itu. Tidak di sini, tidak di mana pun. Tidak ada liputan TV dinding-ke-dinding, tidak ada tanggap darurat kemanusiaan, tidak ada forum khusus, bahkan tidak disebutkan dalam forum ini," ungkap Clare Daley, MEB, Dublin.
Invasi pimpinan AS ke Afghanistan menghancurkan negara itu.
AS meninggalkan Afghanistan pada 2021 setelah 20 tahun pendudukan.
Namun Washington telah menolak untuk mengembalikan uang rakyat Afghanistan.
Washington telah membekukan miliaran dolar aset Afghanistan.
Pembekuan aset itu telah menambah penderitaan rakyat Afghanistan.
Afghanistan memiliki angka kematian ibu tertinggi di kawasan Asia-Pasifik.