Perdamaian tidak akan ada yang kalah, dan konflik berkepanjangan tidak ada kepentingan siapa pun, begitulah cara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan membuka negosiasi tatap muka Rusia-Ukraina di Istanbul pada hari Selasa.
Erdogan terdengar optimis ketika dia meyakinkan kesiapan Turki untuk menjadi tuan rumah pertemuan antara presiden Rusia dan Ukraina yang dia sebut sebagai "teman berharga".
Seorang negosiator Ukraina mengatakan kepada wartawan bahwa mereka membuat serangkaian proposal selama pembicaraan dengan delegasi Rusia yang mencakup permintaan dari Ukraina untuk memiliki delapan negara sebagai penjamin termasuk Turki, sementara Ukraina dapat menjamin tidak memiliki pangkalan militer asing yang berarti tidak akan bergabung dengan aliansi militer.
Proposal Ukraina juga mencakup periode konsultasi 15 tahun tentang status Krimea yang dianeksasi, namun, itu hanya bisa berlaku jika ada gencatan senjata lengkap.
“Ukraina ingin melihat delapan negara termasuk Turki, AS, Inggris, Prancis, dan Jerman serta negara-negara penjamin untuk secara aktif melindungi Ukraina dari agresi apa pun,” ujar David Arakhamia, perwakilan delegasi Ukraina.
Sementara itu, negosiator Rusia mengatakan mereka akan menyampaikan saran Ukraina kepada presiden Rusia, sambil menggambarkan pembicaraan sebagai "konstruktif".
Medinsky kemudian mengatakan, selama pembicaraan dengan delegasi Ukraina, bahwa Rusia tidak menentang Ukraina bergabung dengan UE. Delegasi Rusia mengatakan pertemuan antara Putin dan Zelensky hanya akan mungkin jika kesepakatan ditutup oleh menteri luar negeri kedua negara.
Sementara itu, kementerian pertahanan Rusia mengumumkan penangguhan semua operasi di sekitar Kiev dan Chernihiv setelah pertemuan tersebut.
Pertemuan hari ini dianggap konstruktif, karena akan membuka jalan bagi negosiasi yang lebih dalam antara menteri luar negeri Ukraina dan Rusia dan mudah-mudahan mencapai kesepakatan tentang gencatan senjata lengkap.