Perang di Ukraina telah memasuki hari ke-75 pada hari ini, Minggu, 8 Mei 2022. Rusia memulai operasi militer di Ukraina pada hari Kamis, 24 Februari 2022.
Bantuan militer Amerika Serikat dan Barat kepada Ukraina membuat perang ini akan semakin panjang dan lama.
Sejauh ini 25 negara dilaporkan telah mengirimkan bantuan beragam senjata kepada militer Ukraina.
Menurut PBB, lebih dari 3,7 juta warga Ukraina telah mengungsi dan lebih dari 1.080 warga sipil tewas dalam perang di negara ini.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan pada hari Rabu (4/5/2022) bahwa pasukan bayaran rezim Zionis Israel membantu militer Ukraina dan bertempur bersama mereka melawan pasukan Rusia.
Dia menambahkan, pasukan bayaran Israel bertempur bersama Unit-unit Azov Ukraina untuk melawan Rusia.
Surat kabar the New York Times, Rabu (4/5/2022) melaporkan, pejabat senior AS mengatakan bahwa Washington memberikan bantuan intelijen ke pasukan Ukraina sehingga menyebabkan 12 jenderal Rusia tewas oleh pasukan khusus Ukraina.
Menurut NY Times, Washington memberikan informasi intelijen terkait detail pemindahan pasukan Rusia, lokasi dan masalah lainnya yang berhubungan dengan markas militer bergerak Rusia, kepada Ukraina.
Di sisi lain, AS juga memberikan bantuan informasi penting kepada Ukraina atas lokasi kapal penjelajah Rusia, Moskva di Laut Hitam. Berkat bantuan ini, militer Ukraina menarget kapal secara akurat dengan rudal anti-kapal dan menyebabkan armada kapal perang terbesar dan paling penting Rusia ini tenggelam.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Jenderal Igor Konashenkov pada hari Sabtu (7/5/2022) menyatakan bahwa dalam 24 jam terakhir Angkatan Udara Rusia berhasil menghancurkan 42 pangkalan militer Ukraina.
Menurutnya, tiga bandara militer Ukraina juga menjadi sasaran dan dihancurkan oleh rudal presisi Rusia. Selain itu, sebanyak 210 tentara Ukraina juga tewas dalam serangan kemarin.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia juga mengabarkan bahwa pasukan negara ini telah menembak jatuh sebuah jet tempur Ukraina, Su-27 hari Jumat (6/5/2022) di Luhansk.
Jet tempur pasukan Ukraina itu ditembak jatuh saat tengah terbang di zona udara Luhansk, oleh sistem pertahanan udara Rusia.
Pada saat yang sama, Kemenhan Rusia mengabarkan, rudal-rudal presisi negara ini berhasil menghancurkan 31 markas militer, dan gudang senjata Ukraina di Bubasnaya.
Selain itu, tujuh unit drone militer Ukraina di wilayah Kharkov, Donetsk dan Luhansk juga berhasil ditembak jatuh oleh pasukan Rusia.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov pada Sabtu (7/5/2022) mengabarkan bahwa sejumlah banyak peralatan militer kiriman Amerika Serikat dan Eropa ke Ukraina, sudah dihancurkan.
Igor Konashenkov seperti dikutip Sputnik mengumumkan, "Persenjataan kiriman AS dan negara-negara Eropa, berhasil dihancurkan di wilayah Kharkov, Ukraina."
Ia menambahkan, "Sejumlah banyak peralatan militer yang diterima Kiev dari AS dan negara-negara Eropa, dihancurkan di sebuah stasiun kereta api di Bogodukhov."
Direktur Jenderal perusahaan antariksa nasional Rusia, Roscosmos memperingatkan, jika perang nuklir sampai pecah, Moskow bisa menghancurkan negara-negara NATO hanya dalam setengah jam.
Dmitry Rogozin, Minggu (8/5/2022) seperti dikutip situs Daily Mail memperingatkan provokasi Barat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara, NATO, dan menurutnya jika perang atom pecah, Rusia bisa hancurkan negara-negara NATO dalam setengah jam.
Ia menambahkan, "Akan tetapi kita tidak boleh membiarkan perang nuklir terjadi, karena dampaknya akan mempengaruhi kondisi bumi."
Menurut Rogozin, oleh karena itu, Rusia harus mengalahkan musuh yang lebih kuat, secara ekonomi dan militer dengan senjata konvensional.
Sebelumnya Sekjen NATO Jens Stoltenberg secara tidak langsung memperingatkan Moskow terkait kemungkinan penggunaan senjata atom. Menurut Sekjen NATO, perang nuklir tidak akan dimenangkan oleh siapa pun.
"Pesan kami sangat jelas, dan itu adalah penggunaan senjata nuklir tidak akan dimenangkan siapa pun, dan seluruh pihak akan kalah," tegasnya.
Pada saat yang sama, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov merespon peningkatan bantuan senjata negara-negara NATO ke Ukraina, dan mengatakan bahwa bahaya pecahnya perang dunia ketiga, serius. (RA)