Dalam sebuah laporan baru yang ditujukan untuk menyoroti “titik-titik rawan kelaparan,” badan-badan PBB memperingatkan bahwa Afghanistan adalah entri baru ke dalam daftar negara-negara dengan 'siaga tertinggi', yang menghadapi kondisi bencana.
Laporan itu mengatakan selain penyebab lain, efek riak perang di Ukraina, termasuk kenaikan harga, menambah kesulitan orang untuk menyediakan makanan.
“Saat ini harga pangan meroket secara global karena perang di Ukraina dan krisis ekspor gandum dan pangan, Afghanistan adalah negara pengimpor dan ketergantungan telah menerima dampak besar karena kami tidak menerima makanan atau barang impor, kami menyaksikan kenaikan harga dan makanan yang cepat, dan kelangkaan. Sekarang harga bahan makanan menjadi dua kali lipat dan hanya sedikit orang yang mampu membelinya,” kata Ali Mohammad, pedagang Afghanistan
Pada saat yang sama, keluarga kelas menengah Afghanistan terjerumus ke dalam kemiskinan dan kelaparan, karena pengangguran telah meningkat. Beberapa juga mengatakan bahwa mereka berjuang untuk memenuhi kebutuhan.
“Pengangguran dan kemiskinan telah meningkat tajam, tidak hanya saya tetapi semua orang telah jatuh ke dalam kemiskinan, pengangguran telah merugikan kita semua. Tahun lalu saya adalah seorang pekerja konstruksi tetapi hari ini saya tidak dapat menyediakan roti untuk keluarga saya karena saya menganggur. Kami tidak dapat memenuhi kebutuhan, harga bahan makanan sudah melonjak.”
Para advokat di negara itu mengungkapkan keprihatinan tentang situasi Afghanistan yang memburuk, dengan mengatakan barat, terutama AS, berbagi peran utama dalam penderitaan orang-orang miskin dunia.
“Jika kami memberikan persentase, AS adalah 60-70 persen yang harus disalahkan atas krisis yang sedang berlangsung di Afghanistan karena gerakan dan kesalahan, selain itu sekarang perang Ukraina mempengaruhi ekonomi Afghanistan jadi siapa yang memperpanjang perang di Ukraina, lagi-lagi blok Barat termasuk AS dan Inggris memperpanjang perang mungkin membahayakan negara adidaya tapi itu pasti merusak ekonomi dan kehidupan masyarakat rentan di seluruh dunia,” ujar Mohamad Baqir Saeer, Advokat Hak Asasi Manusia.
Badan Pengungsi PBB juga telah meminta tiga miliar dolar bantuan mendesak ke Afghanistan sebelum musim dingin, untuk mencegah kelaparan dan kematian.
Afghanistan menghadapi berbagai krisis kemanusiaan. Kemiskinan dan kelaparan, khususnya, memakan korban jutaan orang di negara ini.