Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres dalam sebuah pernyataan hari Sabtu (23/7/2022), mengutuk serangan terhadap pelabuhan Odessa di Ukraina, yang terjadi sehari setelah penandatanganan perjanjian ekspor gandum negara itu dengan mediasi organisasi internasional.
Guterres juga menyerukan implementasi penuh dari perjanjian ekspor gandum Ukraina oleh semua pihak. Sehari setelah menteri pertahanan Rusia dan Turki serta menteri infrastruktur Ukraina menandatangani perjanjian ekspor biji-bijian yang dimediasi oleh PBB di Istanbul pada Jumat malam, Ukraina mengklaim bahwa Rusia menyerang pelabuhan Odessa.
Menanggapi tuduhan tersebut, salah seorang anggota Parlemen Rusia mengonfirmasi serangan udara ke sekitar pelabuhan Odessa, Ukraina, dan bombardir pangkalan militer Ukraina, di dekat pelabuhan tersebut.
"Unit artileri Rusia hanya membombardir infrastruktur-infrastruktur militer Ukraina di dekat pelabuhan Odessa, dan tidak ada satu pun kapal pengangkut biji-bijian atau fasilitas sipil yang terkena serangan ini," kata Yevgeny Popov, Minggu (24/7/2022) seperti dikutip stasiun televisi Al Jazeera..
Menurut Popov, Rusia tidak mencegah keluarnya biji-bijian dan bahan makanan Ukraina, dari pelabuhan Odessa, dan Rusia mematuhi seluruh isi kontrak ekspor biji-bijian Ukraina.
Menteri Pertahanan Rusia, Turki dan Menteri Infrastruktur Ukraina sebelumnya telah menandatangani kontrak ekspor biji-bijian dengan mediasi PBB, pada Jumat pekan lalu.
Kesepakatan ekspor biji-bijian berlangsung selama 120 hari, dan pejabat Ukraina berjanji akan menyiapkan proses ekspor ini dalam waktu 10 hari.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, pelabuhan Odessa, Chernomorsk, dan Yuzhny yang merupakan lokasi ekspor biji-bijian Ukraina, akan berada di bawah kendali pasukan negara ini. (RA)