Perang antara Rusia dan Ukraina telah memasuki hari ke-182 pada Rabu, 24 Agustus 2022, yang bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Ukraina. Negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat (AS) telah berjanji akan memberikan bantuan jangka panjang kepada Ukraina.
AS akan mengumumkan pengiriman paket bantuan keamanan baru senilai $3 miliar ke Ukraina. Inggris dan Norwegia akan mengirim drone mikro ke Ukraina untuk membantu Kyiv (Kiev) menghadapi Moskow.
Sejak awal perang di Ukraina hingga sekarang, negara-negara Barat mengintensifkan tekanan sanksi terhadap Rusia dan memasok semua jenis senjata ringan dan berat, amunisi dan bahan bakar ke Ukraina.
Langkah tersebut alih-alih akan mengakhiri perang di Ukraina, tetapi akan semakin mengobarkan api perang di negara itu. Rusia telah berulang kali menegaskan bahwa pengiriman senjata Barat ke Ukraina hanya akan memperpanjang konflik di negara itu dan memiliki konsekuensi yang tidak dapat diprediksi.
Paket bantuan senilai $3 miliar itu merupakan bantuan terbesar dari AS ke Ukraina sejak awal perang pada Februari 2022. Jerman, salah satu sekutu utama AS dan anggota NATO, juga bermaksud untuk mengirim lebih banyak bantuan senjata ke Ukraina.
Sebelumnya, Jens Stoltenberg, Sekretaris Jenderal NATO, juga meminta negara-negara Barat untuk meningkatkan pengiriman senjata ke Ukraina. Menteri Pertahanan Norwegia, Bjorn Arild Gram mengatakan, perkiraan biaya drone yang disumbangkan ke Ukraina akan mencapai 90 juta krone atau senilai 9,3 juta dolar.
Paket ini juga mencakup unit Black Hornet, suku cadang, transportasi dan pelatihan. Bantuan tersebut didanai oleh pihak swasta Inggris di mana Norwegia telah menyumbangkan 400 juta krone ataub setara 41 juta dolar.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Presiden Perancis Emmanuel Macron, dan Kanselir Jerman Olaf Scholz, bersumpah akan memberi dukungan lebih lanjut untuk Ukraina.
Macron berjanji bahwa dukungan Uni Eropa untuk Ukraina akan berlanjut untuk jangka panjang, dalam pidato video di konferensi Platform Crimea di Kyiv. Presiden Polandia Andrzej Duda yang menghadiri pertemuan itu secara langsung memperingatkan bahwa urusan dengan Rusia tidak akan kembali seperti biasanya.
Hari Rabu (24/8/2022) adalah hari peringatan enam bulan serangan Rusia ke Ukraina, dan peringatan kemerdekaan Ukraina dari Uni Soviet pada 1991.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada hari Selasa (23/8/2022) bahwa pemerintah Kyiv tidak siap untuk bernegosiasi dengan Moskow untuk menetapkan gencatan senjata.
"Kami tidak ingin mengulangi pengalaman buruk perjanjian Minsk, yang menyebabkan hilangnya sebagian wilayah Ukraina," ujarnya.
Pernyataan terbaru Presiden Ukraina ini tidak meninggalkan perspektif positif dalam hal mengakhiri perang klasik pertama antara dua negara di benua Eropa setelah Perang Dunia II.
Rupanya, pemerintah Kyiv yang pro-Barat, yang dalam beberapa bulan terakhir telah mencurahkan semua upayanya untuk mencegah kemajuan Rusia, tidak melihat apapun selain menekankan untuk tidak menerima gencatan senjata. Hal menjadi tanda bahwa perang antara Rusia dan Ukraina akan berlanjut. (RA)