Arbain tinggal beberapa hari lagi. Perbatasan Chazabeh penuh dengan peziarah Arbain yang akan masuk ke wilayah Irak dan melanjutkan perjalanan ke Karbala.
Chazabeh adalah perbatasan di Republik Islam Iran, yang terletak di provinsi Khuzestan di barat daya negara ini, dan merupakan perbatasan bersama dengan Irak.
Para peziarah yang berasal dari berbagai daerah dan kota Republik Islam Iran ini tiba di perbatasan Chazabeh untuk menyeberang ke wilayah Irak.
Mokeb-mokeb (pos dan pelayanan) peziarah Arbain melayani para peziarah Arbain dengan menyediakan makanan dan minuman gratis dan tempat istirahat.
Para peziarah tampak bersemangat untuk melanjutkan perjalanan ke Karbala guna menghadiri acara Arbain di sana. Keberadaan mokeb-mokeb ini sangat membantu mereka.
Tanggal 20 Safar, yang tahun ini jatuh pada hari Sabtu, 17 September 2022 diperingati sebagai Hari Arbain Imam Husein as oleh Umat Muslim dan pecinta Ahlul Bait as di seluruh dunia.
Jutaan peziarah dari berbagai daerah di Irak dan negara-negara dunia mengunjungi kota Karbala untuk menghadiri acara Arbain. Sebagian besar dari mereka melakukan perjalanan dengan jalan kaki dari kota Najaf ke Karbala.
Arbain adalah peringatan mengenang 40 hari Kesyahidan Imam Husein as, Cucu tercinta Baginda Nabi Muhammad Saw yang dibantai bersama keluarga dan sahabat-sahabatnya oleh pasukan Yazid di padang Karbala pada tanggal 10 Muharram 61 H.
Jutaan pecinta Ahlul Bait Rasulullah Saw melakukan perjalanan ke Karbala untuk menghadiri Arbain setiap tahunnya guna mengenang kesyahidan Imam Husein as, keluarga dan para sahabatnya.
Imam Hussein as, keluarga dan para sahabatnya gugur syahid pada 10 Muharam 61 Hijriah di Karbala atau yang dikenal dengan Tragedi Asyura.
Meski telah berlalu berabad-abad, namun peristiwa heorik itu tidak pernah berkurang urgensi dan kedudukannya, bahkan semakin berlalu, pesan Asyura justru semakin tersebar luas.
Kebangkitan Imam Hussein as melawan pemerintahan tiran Yazid bertujuan untuk menjaga kelangsungan agama Islam yang terkena erosi kerusakan di berbagai sendi kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu, motivasi perjuangan Imam Husein demi menjaga kesucian Islam dari berbagai penyimpangan yang dilakukan penguasa lalim di masanya.
Imam Husein as bangkit melawan Yazid bin Muawiyah bukan karena menghendaki kekuasaan, tapi karena ketulusannya membela ajaran agama Islam dan mengembalikan umat kakeknya dari berbagai penyimpangan ke arah Islam murni, yaitu Islam Muhammadi Saw. (RA)