Ratusan ribu peziarah dari berbagai kota dan daerah di Republik Islam Iran, bahkan dari beberapa negara tetangga memadati kota Kerman untuk menziarah Makam Letnan Jenderal Qassem Soleimani.
Haul Kesyahidan Letjen Soleimani, Komandan Pasukan al-Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) diselenggarakan pada hari Selasa (3/1/2023).
Jenazah Letjen Soleimani dimakamkan di Pemakaman Syuhada (Golzar-e Shohada) Kerman di sekitar makam Syahid Yusuf Ilahi atas permintaannya semasa hidup. Kerman adalah kota kelahirannya.
Letjen Soleimani dan Wakil Komandan Pasukan Relawan Irak Hashd al-Shaabi Abu Mahdi al-Muhandis gugur syahid dalam serangan udara Amerika Serikat di Bandara Internasional Baghdad, Jumat dini hari, 3 Januari 2020.
Empat anggota pasukan IRGC (Pasdaran) yang menyertai Letjen Soleimani dan empat anggota pasukan Hashd al-Shaabi yang menyertai Abu Mahdi al-Muhandis juga gugur syahid dalam serangan udara tersebut.
Menurut pengakuan Kementerian Pertahanan AS (Pentagon), teror terhadap Soleimani dilakukan atas perintah langsung Presiden Donald Trump. Teror terhadap Komandan Pasukan al-Quds merupakan contoh nyata dari kejahatan perang pemerintah AS dan puncak dari permusuhannya terhadap Republik Islam Iran.
Selama 40 tahun terakhir, pemerintah AS telah melakukan berbagai kejahatan terhadap Republik Islam Iran, di mana di antara kejahatan-kejahatan itu adalah tekanan ekonomi dan sanksi, operasi militer dan kudeta, perang secara tidak langsung, penciptaan kelompok-kelompok teroris, Iranphobia, perang proksi, dan teror terhadap para ilmuwan dan para pejabat Republik Islam.
Teror terhadap Soleimani kembali menunjukkan bahwa ada hubungan erat antara pemerintah Amerika dan kelompok-kelompok teroris di kawasan. Sebab, pejabat senior militer Iran ini memiliki peran besar dalam menumpas kelompok-kelompok teroris terutama teroris takfiri Daesh.
Peran besar Soleimani dalam menumpas kelompok-kelompok teroris di Irak dan Suriah tidak bisa dipungkiri. Surat kabar The Guardian menyebutkan bahwa Soleimani masuk ke dalam daftar 10 tokoh di balik layar yang paling berpengaruh di dunia. Surat kabar itu menulis, Amerika dan Israel telah berulang kali berusaha untuk melenyapkannya.
Majalah Amerika Foreign Policy juga memasukkan Soleimani dalam daftar 10 pemikir terbaik di bidang pertahanan dan keamanan. Tak diragukan lagi bahwa hal itu dikarenakan peran khusus Komandan Pasukan al-Quds IRGC (Pasdaran) dalam menumpas terorisme, terutama di Irak dan Suriah.
Letjen Soleimani adalah orang yang paling efektif dalam menumpas Daesh, Front al-Nusra, al-Qaeda dan kelompok-kelompok teroris lainnya, sehingga dia menjadi incaran terorisme internasional Amerika.
Menurut pengakuan Pentagon, Trump yang memerintahkan secara langsung untuk meneror Soleimani dan Abu al-Muhandis. Langkah Trump ini merupakan bantuan besar Amerika kepada Daesh di Irak.
Soleimani memiliki peran penting dalam membentuk dan memperkuat Poros Muqawama di Asia Barat (Timur Tengah), di mana Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyebutnya sebagai "Wajah Internasional Perlawanan".
Poros Muqawama hari ini merupakan pemain yang tidak dapat diingkari di kawasan Asia Barat. Oleh karena itu, Amerika, Arab Saudi, dan Israel tentunya tidak bisa mentolerirnya, sebab, poros ini menentang segala bentuk intervensi asing dan kompromi di kawasan.
Sebagai musuh AS sejak lama, Iran diketahui memiliki banyak opsi untuk menyerang balik AS, baik secara militer maupun dengan cara lain. Puluhan ribu tentara AS di kawasan Teluk Persia masuk dalam jangkauan rudal-rudal Iran.
Iran juga memiliki kemampuan melancarkan serangan siber atau melancarkan serangan proxy terhadap target-target AS di berbagai negara.
Tugas terbaru Pasukan al-Quds IRGC di bawah Komando Haj Qassem bersama para pejuang lainnya adalah menumpas kelompok teroris Takfiri Daesh (ISIS) di Irak dan Suriah, dan perjuangan untuk pembebasan Palestina dan Masjid al-Aqsa dari pendudukan rezim Zionis Israel.
Ketua Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Palestina Hamas Ismail Haniyeh menekankan berlanjutnya jalan perlawanan sampai pembebasan tanah Palestina.
Haniyeh, Senin (6/1/2020) pada acara tasyi atau mengantar jenazah Letjen Qasem Soleimani, Abu Mahdi Al Muhandis, dan syuhada perlawanan lainnya di Universitas Tehran mengatakan, kebangkitan gerakan perlawanan di tanah Palestina dalam menghadapi konspirasi rezim Zionis dan proyek-proyek Presiden Amerika Serikat akan berlanjut sampai para penjajah terusir dari Palestina.
"Letjen Soleimani menghabiskan seluruh hidupnya untuk Palestina dan dia adalah Syahid Al Quds, Syahid Al Quds, Syahid Al Quds!," tegasnya.
Pemimpin Hamas itu juga mengecam kejahatan Amerika dan Israel dan menuturkan, gerakan perlawanan di Lebanon dan Jalur Gaza yang berhasil meraih kemenangan, dalam pertempuran mendatang melawan Zionis juga pasti menang.(RA)