Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam pidato terbaru menyinggung tulisan beranotasi yang dibuatnya sekitar 20 tahun lalu tentang perlunya untuk memberantas korupsi di semua sektor dan bagian.
"Sekitar 20 tahun lalu, saya memberikan sebuah tulisan beranotasi mengenai perang melawan korupsi. Pada masa itu, sekitar tahun 1380 HS atau 1381 HS. Dalam tulisan itu, saya mengatakan, perang melawan korupsi dibutuhkan tindak lanjut. Seperti yang diungkapkan dalam cerita dan legenda, ini seperti naga berkepala tujuh. Kalian pukul satu kepalanya, enam kepala lain masih hidup dan bekerja. Perang melawan korupsi harus dilakukan secara menyeluruh," kata Rahbar dalam pidato di hadapan ribuan buruh, Sabtu, (29/4/2023).
Pertemuan dalam kerangka memperingati Pekan Buruh itu berlangsung di Huseniyah Imam Khomeini ra di Tehran dan dihadiri pula oleh anggota organisasi-organisasi buruh dan para pejabat Kementerian Koperasi, Pekerjaan dan Kesejahteraan Sosial Iran.
Ayatullah Khamenei menambahkan, jika sejak saat itu, pemerintah dan para pejabat yang terhormat mengejar dan mengupayakan perang melawan korupsi ini, kita tentunya akan memiliki kondisi yang lebih baik pada hari ini. Namun Alhamdulillah, ada harapan pemerintah rakyat dan majelis (parlmen) revolusioner kita akan mengejar dan menindaklanjuti masalah ini, yaitu perang melawan korupsi.
"Jika ada seorang pejabat yang tidak memiliki keberanian untuk melawan dan memberantas kerusakan internal (di dalam negeri) ini, maka dia juga tidak akan memiliki keberanian untuk menghadapi intimidasi asing dan tuntutan tirani," ujarnya.
Misalnya, lanjut Rahbar, dia tidak berani untuk mencegah orang yang menyalahgunakan bisnis eksklusif, tidak berani menindak orang-orang yang menyalahgunakan kredit bank serta tidak berani menindak para debitur bank-bank yang tidak bersedia membayar utang-utangnya.
"Jika di sini Anda tidak bisa menindak dan menangani masalah ini, maka Anda di sana, juga tidak akan mampu menghadapi pemerintah-pemerintah tirani seperti Amerika Serikat dan negara lainnya, yang mendikte Anda harus melakukan ini dan melarang melakukan itu terkait masalah energi nuklir. Ketika Anda di sini ( di dalam negeri) tidak memiliki kekuatan untuk melawan, maka di sana, Anda juga tidak memiliki kekuatan untuk melawan," tegasnya.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran lebih lanjut menuturkan, jika taraf hidup para pekerja meningkat, maka negara juga akan mengalami kemajuan.
"Peningkatan taraf hidup pekerja, ketenangan dalam bekerja, dan kehidupan yang mudah, menyebabkan peningkatan kualitas kerja dan produk, maka dari itu setiap upaya untuk meningkatkan taraf hidup pekerja pada kenyataannya adalah investasi untuk mendapat keuntungan lebih besar," jelasnya.
Rahbar menjelaskan hubungan langsung pendapatan dan kerja, serta urgensi menciptakan budaya di bidang ini.
"Dari sudut pandang Islam, pendapatan harus diperoleh dari usaha dan kerja, maka dari itu uang dan kekayaan yang diperoleh dari 'rejeki tak terduga', makelar, mencari keuntungan sebesar-besarnya, broker, suap, penikmat fasilitas khusus karena memiliki hubungan spesial dengan tokoh tertentu dan riba, bertolak belakang dengan logika Al Quran, dan perintah Allah Swt," tambahnya.
Menurut Ayatullah Khamenei, keberadaan orang-orang yang tenggelam dalam kekayaan, korupsi, dan kecongkakan di tengah masyarakat adalah buah dari terputusnya hubungan antara pendapatan dengan kerja dan usaha.
"Menciptakan budaya dalam bidang ini adalah pekerjaan yang sangat sulit, dan jangka panjang, tapi urgen, setiap orang dalam perang melawan korupsi harus melangkah untuk menciptakan budaya ini," pungkasnya.
Kekuatan ekonomi dianggap sebagai salah satu komponen penting kekuatan nasional setiap negara dan dianggap sebagai salah satu faktor penting dalam mengukur kekuatan negara-negara. Yang pasti, kekuatan nasional berhubungan langsung dengan kekuatan ekonomi.
Rahbar dalam pidato dan pesannya selalu menegaskan pentingnya untuk memperbaiki situasi ekonomi mengingat pentingnya masalah ini yang tak terbantahkan dalam kesejahteraan dan penghidupan berbagai lapisan masyarakat.
Untuk itu, Ayatullah Khamenei dalam pesan menyambut datangnya Tahun Baru 1402 Hijriah Syamsiah (HS) menetapakan "Pengendalian Inflasi dan Pertumbuhan Produksi" sebagai slogan tahun ini.
Rahbar menuturkan, masalah utama dan sentral negara untuk tahun ini (1402 HS) adalah ekonomi. Tentu saja, bukan berarti tidak ada masalah di sektor lain. Ada berbagai masalah budaya dan politik di negara ini, tetapi jika pemerintah, parlemen, para pegiat ekonomi, dan kelompok-kelompok masyarakat muda dan termotivasi berusaha keras untuk menyelesaikan masalah rakyat, maka banyak masalah lain juga akan terpecahkan.
Rahbar menilai penyelesaian masalah rakyat bergantung pada kegiatan ekonomi yang mendasar seperti produksi dan pekerjaan-pekerjaan kemanusiaan seperti dukungan dan bantuan masyarakat, serta bantuan kepada lapisan masyarakat yang lebih lemah.
"Di antara pekerjaan-pekerjaan dasar selain produksi adalah masalah penting, yaitu investasi, yang seharusnya para pejabat pemerintah dan sektor swasta memberikan perhatian khusus untuk hal ini," kata Rahbar. (RA)