Para pemimpin Rusia, Azerbaijan dan Armenia baru-baru ini menggelar pembicaraan di Moskow, ibu kota Rusia, untuk membahas situasi di Nagorno-Karabakh.
Negosiasi berlangsung sekitar empat jam, di mana Presiden Rusia Vladimir Putin menyerukan penyelesaian masalah yang terkait dengan operasi penjaga perdamaian dan klarifikasi garis demarkasi, masalah kemanusiaan dan perlindungan situs warisan budaya.
Putin berterima kasih kepada Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan atas pandangan positif mengenai mediasi aktif Rusia yang bertujuan menghentikan pertumpahan darah dan menstabilkan situasi di Nagorno-Karabakh.
Setelah enam minggu pertempuran mematikan di dan sekitar Karabakh pada bulan September 2020, Baku dan Yerevan akhirnya sepakat pada 9 November 2020 untuk mengakhiri peperangan di bawah kesepakatan yang ditengahi Moskow yang menjamin kemajuan teritorial untuk Azerbaijan di Karabakh dan tujuh distrik sekitarnya.
Situasi tampak tenang dan telah dilakukan pertukaran tahanan dan jenazah yang dilakukan dengan lancar. Setelah pembicaraan trilateral di Kremlin, para pihak menandatangani pernyataan bersama tentang pembangunan Nagorno-Karabakh. Disepakati bahwa dalam waktu dekat akan diputuskan suatu rencana oleh Wakil Perdana Menteri Rusia, Azerbaijan dan Armenia.
Sebagai bagian dari gencatan senjata, hampir 2.000 pasukan penjaga perdamaian Rusia telah ditempatkan di sepanjang koridor Lachin di Azerbaijan, rute sepanjang 60 kilometer yang menghubungkan Khankendi ke Armenia.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia pada 10 Januari 2021, lebih dari 48 ribu pengungsi dari Armenia kembali ke wilayah tersebut. Rusia juga melakukan pemantauan sepanjang waktu terhadap situasi dan gencatan senjata. Selain itu, pekerjaan pembersihan ranjau terus berlanjut. (RA)