Pasukan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) menggelar manuver militer bersandi Payambar-e Azam (Nabi Besar SAW) ke-15 di kawasan Kavir, Iran tengah pada Jumat, 15 Januari 2021 dan berakhir pada hari Sabtu.
Manuver ini dimulai dengan operasi gabungan rudal dan drone dan berakhir dengan penembakan rudal-rudal balistik jarak jauh anti-kapal perang dan penghancuran target di laut pada jarak 1.800 km.
Pada tahap pertama manuver Payambar-e Azam 15 IRGC yang dimulai pada hari Jumat (15/1/2021), beragam rudal balistik darat ke darat diluncurkan dan juga dilakukan operasi drone ofensif di kawasan gurun di Iran tengah.
Panglima IRGC Mayor Jenderal Hossein Salami dan Komandan Unit Dirgantara IRGC Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh serta sejumlah komandan dan petinggi Angkatan Bersenjata Iran menyaksikan manuver tersebut.
Manuver ini melibatkan rudal-rudal balistik generasi baru, terutama rudal balistik darat ke darat, beragam drone ofensif dan dilakukan simulasi serangan ke pangkalan musuh serta penghancuran target.
Setelah operasi serangan drone pembom dilakukan, sejumlah rudal balistik generasi baru kelas Zolfaghar, Zelzal dan Dezful ditembakkan ke target yang telah ditentukan untuk menghancurkan pangkalan musuh.
Peswat-pesawat nirawak Shahed 181 milik Angkatan Udara (AU) IRGC juga melakukan terbang formasi di tengah manuver militer Payambar Azam 15. Drone Shahed 181 AU IRGC melakukan penerbangan dalam bentuk formasi empat pesawat pada latihan ini.
Shahed 181 didesain sebagai drone pelacak, pengawas dan tempur yang 60 persen menggunakan mesin pesawat Shahed 171 atau RQ-170 Iran, dan dalam beberapa tahun terakhir, drone ini mulai diproduksi massal oleh AU IRGC.
Pesawat nirawak ini memiliki jarak tempuh hingga 1.500 kilometer, mampu terbang selama 4,5 jam sampai ketinggian 25.000 kaki, dan memiliki Berat Lepas Landas Maksimum (MTOW), 500 kilogram.
Terbang formasi drone merupakan salah satu teknik yang cukup rumit karena ia tidak dikendalikan pilot, namun AU IRGC sudah memulai terbang formasi pada drone menggunakan sistem kecerdasan buatan sejak beberapa tahun lalu.
Manuver militer tersebut ditutup pada hari Sabtu dengan operasi strategis rudal balistik jarak jauh anti-kapal dan menghancurkan target pada jarak 1.800 kilometer.
Pada tahap ini, setelah lokasi target berhasil ditemukan oleh sistem informasi Angkatan Udara IRGC, rudal-rudal jarak jauh dari berbagai kelas ditembakkan dari jarak 1.800 kilometer, dan berhasil menghancurkan target di utara Samudra Hindia.
Komandan Angkatan Dirgantara IRGC, Brigjen Amirali Hajizadeh mengatakan rudal adalah komponen untuk menciptakan kekuatan dan keamanan bagi rakyat Iran.
"Jika musuh dapat dilumpuhkan pada jarak 2.000 kilometer, maka mereka telah benar-benar tidak berdaya dan tidak memiliki kemampuan untuk menembakkan rudal-rudal jelajah, dan pesawat juga tidak dapat lepas landas dari atas kapal," Kata Hajizadeh, Sabtu (16/1/2021).
Dia menegaskan jika musuh bermimpi untuk melakukan tindakan bodoh terhadap keamanan dan integritas Iran, angkatan bersenjata siap merespons dengan tegas melalui darat, udara, dan laut.
Brigjen Hajizadeh menerangkan bahwa dulu rudal Iran mampu menargetkan musuh pada jarak 300 kilometer di Teluk Persia, tetapi saat ini tujuan kami adalah menghancurkan armada musuh di utara Samudra Hindia Utara yang berjarak 1.800 km.
"Berbagai jenis rudal balistik jarak jauh diluncurkan pada tahap akhir latihan ini pada Sabtu pagi, yang bertujuan meledakkan kapal perang musuh pada jarak 1.800 km di utara Samudra Hindia," ujarnya.
Sementara itu, Komandan IRGC Mayjen Hossein Salami pada Sabtu mengatakan, penggunaan rudal balistik yang mampu menyerang target di Samudra merupakan sebuah prestasi pertahanan yang besar bagi Iran.
"Salah satu tujuan penting kami dalam kebijakan dan strategi pertahanan adalah untuk dapat menyerang persenjataan musuh, termasuk kapal induk dan kapal perang dengan menggunakan rudal balistik jarak jauh," tegasnya.
Mayjen Salami menjelaskan bahwa sebuah hal yang umum jika menyerang target bergerak di laut dengan rudal jelajah berkecepatan rendah, tetapi menggunakan rudal balistik jarak jauh merupakan sebuah prestasi pertahanan yang besar bagi Iran, karena kami dapat mencapai target bergerak di Samudera dari wilayah kami.
"Hari ini kita menyaksikan pelaksanaan latihan yang tangguh oleh Angkatan Dirgantara IRGC. Bagian dari kebijakan pertahanan ini telah dievaluasi selama latihan, sehingga dapat diulangi dalam aksi nyata jika diperlukan," pungkasnya.
Di sisi lain, Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran Mayjen Mohammad Bagheri mengatakan kekuatan pertahanan Iran yang dipamerkan dalam latihan Payambar-e Azam ke-15 merupakan indikasi dari kesiapan penuh pasukan di darat, udara, laut, bidang pertahanan sistem rudal, dan bidang misil.
Dia menemahkan, Iran telah melakukan latihan militer dalam 15 hari terakhir dan juga untuk lima hari ke depan, di mana dilakukan hampir bersamaan.
"Kekuatan rudal Republik Islam Iran dengan jangkauan jarak pendek, menengah, dan jarak jauh, siap untuk membela negara, kepentingan bangsa, cita-cita Republik Islam," tegas Bagheri pada hari Sabtu (16/1/2021).
Kami, lanjutnya, tidak berniat melancarkan agresi apapun, tetapi jika musuh memiliki niat jahat terhadap kami, mereka akan diserang dengan kekuatan penuh dan dalam waktu yang paling singkat. (RA)