Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan, Tehran siap bekerja dengan Baku untuk membangun perdamaian dan stabilitas di wilayah Kaukasus.
Zarif mengungkapkan hal itu dalam pertemuan Presiden Republik Azerbaijan Ilham Aliyev di Baku pada hari Senin (25/1/2021) seperti dilansir Press TV.
Kunjungan resmi Menlu Iran ke Azerbaijan sebagai bagian dari lawatan regional yang ke Armenia, Georgia, Rusia dan Turki.
Dalam pertemuannya dengan Aliyev, Zarif menyatakan kesiapan Iran untuk bekerja sama di semua bidang yang akan mengarah pada terciptanya perdamaian, stabilitas, dan ketenteraman di wilayah Kaukasus.
Zarif juga memberikan selamat kepada pemerintah dan bangsa Azerbaijan atas kemenangan mereka baru-baru ini dalam putaran terakhir konflik bersenjata dengan tetangganya Armenia atas wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan. Dia menyerukan peningkatan kerja sama bilateral dengan Iran.
Karabakh secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan, tetapi telah diduduki oleh separatis etnis Armenia sejak 1992 ketika mereka memisahkan diri dari Azerbaijan dalam perang yang menewaskan sekitar 30.000 orang.
Konflik bersenjata terbaru antara kedua negara meletus pada 27 September 2020 dan berakhir pada 10 November pada tahun yang sama melalui gencatan senjata yang ditengahi Rusia.
Sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata, Armenia mengembalikan sebagian besar wilayah yang telah diduduki selama beberapa dekade ke kendali Azerbaijan.
Perjanjian tersebut ditandatangani setelah pasukan Azerbaijan membanjiri pasukan Armenia dan mengancam akan maju ke kota utama Khankendi di Karabakh, yang oleh orang Armenia disebut Stepanakert.
Gencatan senjata, yang disambut hangat sebagai kemenangan di Azerbaijan, telah memicu kemarahan di Armenia, dengan pengunjuk rasa menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Nikol Pashinyan.
Di bagian lain dalam sambutannya, Zarif menyambut baik platform kerja sama regional enam negara, yang diusulkan oleh Presiden Azerbaijan, sebagai model promosi kerja sama regional antara Armenia, Turki, Rusia, Iran, Azerbaijan, dan Georgia.
Dia juga menyoroti hasil positif dari sesi ke-14 Komisi Ekonomi Gabungan Iran-Azerbaijan yang diadakan awal bulan ini di Kementerian Keuangan Iran, dan menegaskan kembali kesiapan Republik Islam untuk berpartisipasi dalam rekonstruksi daerah yang baru-baru ini dibebaskan.
Iran dan Azerbaijan pada 18 Januari menandatangani kontrak untuk meningkatkan kerja sama ekonomi mereka karena Baku menyambut baik peningkatan investasi dan bantuan teknis Iran untuk membangun kembali wilayah di sekitar Nagorno-Karabakh.
Selama pertemuan dengan Zarif, Presiden Aliyev memuji sikap Iran pada perkembangan regional baru-baru ini dan menyatakan kepuasan atas tingkat kerja sama saat ini antara Baku dan Tehran.
Menunjuk pada proyek ekonomi bersama antara kedua negara, Presiden Azerbaijan menyambut baik kehadiran perusahaan Iran dalam rekonstruksi Karabakh dan mengatakan bahwa platform kerja sama regional enam negara dapat berkontribusi pada perdamaian dan melayani kepentingan bersama kedua negara.
Juga pada hari Senin, Menlu Iran mengadakan pembicaraan dengan Menlu Azerbaijan Jeyhun Bayramov untuk membicarakan masalah-masalah utama yang menjadi kepentingan bersama.
Zarif mengatakan bahwa kunjungan regionalnya saat ini bertujuan untuk meningkatkan perdamaian dan ketenteraman. Dia mengungkapkan kepuasan atas tingkat hubungan Tehran-Baku saat ini, yang mengikuti pembicaraan intensif di antara pejabat kedua belah pihak.
Dia mengatakan, Iran siap untuk memainkan peran aktif dalam rekonstruksi wilayah-wilayah yang dibebaskan yang terletak di sepanjang perbatasan bersama. Menurutnya, pernyataan yang dibuat oleh presiden Azerbaijan pada hari sebelumnya menunjukkan tekad kedua negara untuk memperkuat kerja sama.
Sementara itu, Bayramov mengatakan, hubungan Azerbaijan dan Iran didasarkan pada persahabatan dan kesamaan sejarah dan budaya. Dia juga menghargai dukungan Iran atas integritas teritorial negaranya dan kedaulatan nasional.
Setibanya di bandara Baku pada hari Minggu, Zarif mengatakan kepada wartawan bahwa tujuan utama kunjungannya adalah untuk mempromosikan kerja sama regional, "yang sangat penting" bagi Republik Islam, dan perluasan hubungan bilateral dengan negara-negara di kawasan ini.
"Republik Islam Iran telah menikmati hubungan yang sangat ramah dan dekat dengan negara-negara ini," pungkasnya. (RA)