Seorang pemandu wisata di Bali mengungkapkan bahwa Tahun Baru Imlek yang akan datang tidak akan ramai disebabkan penyebaran Virus Corona yang telah membuat sektor pariwisata rugi.
"Dalam 10 bulan terakhir, tidak ada pemasukan, karena tidak ada pengunjung," kata Effendy, seorang warga etnis Tionghoa yang juga menggunakan nama Lin Wen Hui, seperti dilansir Reuters, Senin (8/2/2021).
Effendy, 65 tahun, telah bekerja sebagai pemandu wisata selama 30 tahun. Dia dengan bahasa Mandarin mengatakan, puncak periode liburan Tahun Baru Imlek, yang dimulai pada 12 Februari tahun ini, biasanya menarik banyak turis dari China, Hong Kong dan Taiwan.
"Harapan terbesar saya adalah kita bisa cepat pulih dari pandemi ini… dan semua aktivitas bisa kembali normal lagi," imbuhnya.
Karena ada larangan turis asing untuk mencegah penyebaran COVID-19 sehingga lokasi wisata di Bali sepi, Effendy sekarang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berlatih seni bela diri Kung Fu di rumah, sambil membantu istrinya jualan.
Pasangan itu bahkan harus menjual beberapa barang berharga, seperti cincin dan kalung untuk menopang diri mereka sendiri. Menurut Effendy, dalam waktu normal, setiap orang dalam grup wisata menghasilkan sekitar 2 juta rupiah dalam kunjungan selama tiga hingga tujuh hari.
"Kami akan mengalami krisis ekonomi karena pandemi ini, dan kami tidak bisa berbuat apa-apa," pungkasnya.
Tahun Baru Imlek 2021 akan jatuh pada tanggal 12 Februari mendatang. Momen istimewa ini tentu akan disambut dengan penuh suka cita. Namun perayaan tahun baru Imlek 2572 kali ini sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya.
Ini terjadi lantaran tahun ini dunia masih dilanda pandemi COVID-19 yang mengharuskan semua orang menerapkan protokol kesehatan. (RA)