Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyampaikan pidato secara virtual menandai kebangkitan warga Tabriz Iran melawan rezim diktator pada tanggal 29 Bahman 1356 Hs (18 Februari 1978).
Pidato Rahbar disampaikan pukul 10:30 waktu Tehran hari Rabu (17/2/2021) dan disiarkan secara langsung oleh televisi IRIB termasuk Iran Press dan situs Khamenei.ir serta akun situs ini di jejaring sosial.
Setiap tahun bertepatan dengan peringatan kebangkitan rakyat Tabriz, ribuan warga dari berbagai lapisan masyarakat Provinsi Azerbaijan Timur menghadiri pertemuan dengan Ayatullah Khamenei di Husseiniyah Imam Khomeini ra di Tehran, namun tahun ini mengingat pandemi Virus Corona dan demi menjaga protokol kesehatan, pertemuan ini digelar secara virtual di Musalla Tabriz.
Dalam pidatonya, Rahbar menyinggung kebijakan Republik Islam Iran dalam masalah JCPOA, dan mengatakan, jika kita melihat aksi nyata dari pihak lawan, maka kita akan bertindak demikian, dan kali ini, Republik Islam tidak akan puas dengan kata-kata dan janji belaka.
"Mengenai JCPOA, kita sudah mendengar begitu banyak kata-kata dan janji manis yang dilanggar dan diingkari. Tapi kata-kata dan janji semata tidak berguna, dan kali ini kita hanya menantikan tindakan nyata yang penting," ujarnya.
Menyikapi langkah musuh mempersoalkan langkah Iran dalam berbagai isu, Ayatullah Khamenei menjelaskan, tentu saja, mereka menggunakan konspirasi dan oposisi mereka dengan berbagai dalih, termasuk hak asasi manusia, aturan Islam, senjata nuklir, rudal, masalah regional dan masalah lainnya. Tetapi kita harus menyadari bahwa masalah ini hanyalah alasan semata.
Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut penguatan kekuatan militer dan pertahanan serta transformasi Iran menjadi kekuatan regional yang besar di antara pencapaian Revolusi Islam.
Beliau mengungkapkan alasan utama berbagai konspirasi Amerika Serikat dan rezim Zionis dan beberapa pemerintahan Eropa terhadap Iran mengenai kemajuan Revolusi Islam yang akan semakin kuat dalam waktu mendatang.
Di bagian lain pidatonya, Ayatullah Khamenei menyinggung pemilu presiden yang akan datang, yang disebutnya sebagai kesempatan emas nasional, dengan mengungkapkan, "Tentu saja, pihak oposisi Republik Islam tidak ingin negara ini menggunakan kesempatan dan kapasitas pentingnya demi kemajuan bangsa dan negara, juga pengusiran musuh serta pengurangan keserakahan mereka. Jadi kesempatan ini tidak boleh dilewatkan,".
Rahbar menegaskan tujuan musuh membuat klaim repetitif tentang pemilu untuk mematahkan semangat rakyat Iran.
"Terlepas dari klaim ini, pemilu bagi negara sebuah potensi dan cadangan penting yang harus digunakan dengan baik dengan partisipasi rakyat. Oleh karena itu, partisipasi aktif rakyat sebagai sebuah kekuatan yang efisien, disertai dengan keimanan, motivasi, minat dan kerja keras sebagai cahaya dan jaminan masa depan nasional," pungkasnya. (RA)