Beberapa anggota Parlemen Eropa dalam pidato pembukaan parlemen, mengecam keras kekejaman yang berkelanjutan di Yaman dan menyerukan diakhirinya ekspor senjata negara-negara Uni Eropa ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA).
Sebelumnya, anggota Parlemen Eropa Mick Wallace memprotes kekerasan dan pembantaian terhadap rakyat Yaman, dan menyerukan penghentian ekspor senjata kepada negara-negara yang terlibat agresi militer ke Yaman.
Mick pada 7 Februari dalam sebuah tweet menulis, Amerika Serikat dan Uni Eropa telah menyaksikan kengerian yang terjadi di Yaman, dan cukup buruk sehingga kami menyaksikan begitu banyak negara anggota Uni Eropa menghasilkan keuntungan finansial dari pembantaian orang-orang Yaman yang tidak bersalah dengan menjual senjata untuk membantu genosida yang dilakukan Arab Saudi dan UEA.
Anggota Parlemen Eropa itu sebelumnya juga memprotes kebijakan Twitter menutup akun Kementerian Luar Negeri Yaman, dan mengatakan, dunia tak berani bicara soal bencana kemanusiaan di Yaman.
Mick menulis, bencana kemanusiaan terburuk dunia sedang terjadi di Yaman, hanya Arab Saudi dan UEA yang diuntungkan dari krisis ini, mereka sekarang sedang melakukan genosida terhadap rakyat Yaman dengan bantuan AS dan Uni Eropa.
Dia menambahkan, dunia tidak berani berbicara soal bencana kemanusiaan di Yaman. Perang ini tidak pernah dibahas, lanjutnya, bahkan perusahaan-perusahaan teknologi besar menginginkan kebisuan yang lebih besar.
Di bagian lain cuitannya, anggota Parlemen Eropa asal Irlandia ini mengkritik berlanjutnya pengeboman di Yaman oleh pasukan koalisi yang dipimpin Arab Saudi dan didukung Barat.
"Koalisi Arab Saudi-UEA masih membombardir Yaman dengan dukungan orang-orang Barat, sehingga menyebabkan jutaan orang Yaman kelaparan. Kenapa Uni Eropa mengizinkan anggota-anggotanya menjual senjata kepada Arab Saudi dan UEA, juga mendukung dua negara ini? Apakah ini sesuatu yang kita sebut sebagai ‘norma Eropa’? Apakah nyawa orang-orang Yaman tidak penting?" tulisnya.
Arab Saudi dan UEA beserta sekutunya melancarkan agresi militer ke Yaman sejak Maret 2015. Invasi yang didukung AS dan Barat ini telah merenggut nyawa belasan ribu warga Yaman dan menghancurkan infrastruktur vital negara ini.
Pasukan koalisi yang dipimpin Arab Saudi juga memblokade Yaman dari darat, laut dan udara sehingga menimbulkan tragedi kemanusiaan terburuk dalam beberapa dekade terakhir. (RA)