Sebuah organisasi amal internasional telah menegur pemerintah Inggris karena mengizinkan ekspor peralatan pengisian bahan bakar udara-ke-udara ke Arab Saudi.
Oxfam juga memperingatkan bahwa peralatan tersebut dapat memperpanjang perang Yaman karena akan digunakan untuk membantu pasukan Angkatan Udara Arab Saudi melakukan serangan bom ke Yaman.
Menurut laporan surat kabar Inggris, The Guardian, Senin (22/2/2021), Oxfam mengatakan bahwa teknologi itu dilisensikan kepada rezim Riyadh pada musim panas lalu ketika pembatasan senjata dicabut, dan London menyetujui penjualan senjata lain senilai £ 1,4 miliar ($ 1,96 miliar).
Kepala Kebijakan dan Advokasi di Oxfam Sam Nadel mengatakan, ketika Amerika Serikat telah menyerukan diakhirinya perang di Yaman, Inggris justru menuju ke arah yang berlawanan dengan meningkatkan dukungannya kepada perang brutal yang dipimpin Arab Saudi melalui peningkatan penjualan senjata dan peralatan pengisian bahan bakar yang memfasilitasi serangan udara.
Oxfam juga meminta pihak-pihak yang bertikai di Yaman untuk melakukan gencatan senjata, dan mendesak Inggris untuk menghentikan semua ekspor senjata yang dapat digunakan dalam krisis di negara Arab itu.
Pada 4 Februari 2021, Presiden AS Joe Biden mengumumkan diakhirinya dukungan negaranya untuk operasi ofensif militer pimpinan Arab Saudi di Yaman. Namun, seorang pejabat senior Yaman meragukan niat yang diklaim pemerintahan baru AS. Dia menuntut agar rakyat Yaman melakukan perlawanan dalam menghadapi agresi dan pengepungan serta blokade yang dilakukan koalisi pimpinan Arab Saudi.
"AS sedang berusaha mengurangi kebencian internasional terhadap dirinya sendiri, namun pada saat yang sama membangun tekanan pada rakyat Yaman melalui blokade. Bangsa Yaman cukup akrab dengan taktik seperti itu dan percaya kepada Tuhan," kata Menteri Informasi Yaman Dhaifallah al-Shami.
Akhir bulan lalu, Italia memutuskan untuk menghentikan ekspor senjata ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, yang telah melancarkan perang yang menghancurkan di Yaman selama hampir enam tahun terakhir.
"Hari ini saya mengumumkan bahwa pemerintah telah mencabut otorisasi yang sedang dijalankan untuk ekspor rudal dan bom pesawat ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab," kata Menteri Luar Negeri Italia Luigi Di Maio.
Jaringan Perdamaian dan Perlucutan Senjata Italia memuji langkah tersebut dan menilainya sebagai langkah "bersejarah". Sebab, keputusan ini akan menghentikan pasokan setidaknya 12.700 bom.
Menurut jaringan itu, langkah pemerintah Italia akan mencegah kemungkinan bahwa ribuan persenjataan yang diproduksi di negara ini dapat menyerang fasilitas sipil, menyebabkan korban di antara penduduk atau berkontribusi untuk memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah serius di Yaman. (RA)