Pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi melancarkan agresi militer ke Yaman pada Maret 2015. Invasi militer yang mendapat dukungan dari Amerika Serikat dan sekutunya ini telah menimbulkan bencana kemanusiaan terburuk dalam beberapa dekake terakhir.
Invasi militer ke Yaman dan dukungan kekuatan-kekuatan besar Barat kepada pasukan koalisi serta bungkamnya lembaga-lembaga internasional atas kejahatan pasukan agresor adalah faktor utama tragedi kemanusiaan di Yaman.
Jet-jet tempur Arab Saudi sejak awal invasi, menarget berbagai infrastruktur vital di berbagai daerah dan kota di Yaman. Pemboman yang dilancarkan hampir setiap hari itu telah menyebabkan lebih dari 100.000 orang tewas, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Serangan tersebut juga menyebabkan puluhan ribu warga Yaman terluka dan lebih dari tiga juta dari mereka terpaksa mengungsi. Lebih dari 80 persen insfrastruktur Yaman, terutama di sektor kesehatan, luluh lantak.
Blokade darat, laut dan udara oleh pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi juga melipatgandakan penderitaan rakyat Yaman. Rezim Al Saud merupakan pemain utama yang menciptakan tragedi kemanusiaan di Yaman.
Blokade menyeluruh terhadap Yaman telah memperburuk tragedi kemanusiaan di negara Arab ini. Pelarangan masuknya kapal-kapal pengangkut bahan bakar ke Yaman juga menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat di negara ini.
Anak-anak Yaman menjadi korban utama serangan pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi. Menutur Menteri Kesehatan Yaman, setiap tahun sedikitnya 100 ribu anak meninggal dunia akibat perang, embargo, gizi buruk dan kelangkaan obat-obatan.
Namun di tengah tekanan perang dan blokade ketat tersebut, Angkatan Bersenjata Yaman meraih kemajuan di sektor militer dengan membuat beragam jenis rudal canggih dan drone untuk melawan pasukan agresor.
Seiring kemajuan tersebut, militer Yaman mampu membalas serangan pasukan agresor dengan rudal dan drone, bahkan berhasil memukul mundur pasukan musuh.
Peningkatan kualitas dan akurasi tembakan rudal-rudal balistik Yaman menyebabkan sistem rudal Patriot yang diberikan Amerika Serikat kepada Arab Saudi, gagal menangkis dan menghancurkan rudal-rudal tersebut.
Militer dan pasukan rakyat Yaman juga membalas serangan pasukan Arab Saudi dengan menyerang markas pasukan kerajaan ini dengan rudal-rudal balistik.
Yaman terus meningkatkan serangan balasannya dengan rudal ke posisi pasukan agresor untuk mengurangi tekanan musuh.
Drone-drone yang diproduksi Yaman juga memiliki kemampuan melacak, mendeteksi dan mengumumkan kondisi darurat serta melancarkan serangan di medan tempur.
Prestasi di bidang teknologi militer tersebut diraih ketika Yaman berada di bawah tekanan keras pasukan koalisi dan blokade penuh, sehingga hal ini mengejutkan mengejutkan musuh-musuh Yaman. (RA)