Rusia dan China mereaksi tekanan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa dengan memperkuat hubungan kedua negara di berbagai bidang.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan mitranya dari China Wang Yi bertemu di Guilin, China, pada hari Senin (22/3/2021).
Menlu Rusia dan China membahas posisi kedua negara yang sama-sama didera sanksi dari AS dan Uni Eropa. Mereka menganggap bahwa sanksi-sanksi itu seharusnya tidak perlu.
Wang dalam pernyataannya pada hari Selasa menegaskan bahwa negara-negara harus berdiri bersama untuk menolak semua bentuk sanksi sepihak, karena tindakan ini tidak akan dirangkul oleh komunitas internasional.
Sementra itu Lavrov menyerukan Rusia dan China untuk mengurangi ketergantungan mereka pada dolar AS. Lavrov dan Wang juga mendesak negara-negara lain untuk menahan diri dari campur tangan dalam urusan domestik Rusia dan China.
Lavrov mengatakan, Rusia dan China menganggap sanksi Eropa dan Barat tidak dapat diterima.
Baru-baru ini, AS dan Uni Eropa memberlakukan sanksi terhadap Rusia dan China. Sanksi AS terhadap China menarget pejabat Beijing melalui penarikan visa dan juga larangan investasi dan ekspor terhadap sejumlah perusahaan China.
AS juga memberlakukan sanksi terhadap Rusia termasuk pengetatan pembatasan ekspor, terutama teknologi persenjataan dan aviasi. (RA)