Sebelum Revolusi Islam dan di masa rezim Pahlevi, Amerika Serikat (AS) mendukung penuh program nuklir Iran, bahkan menyediakan peralatan yang diperlukan untuk negara itu, namun setelah kemenangan Revolusi Islam pada tahun 1979, dan bedirinya Republik Islam Iran, kebijakan AS berubah.
AS dan sekutunya atas dasar tuduhan palsu memberlakukan berbagai sanksi dan pembatasan terhadap Iran, bahkan pernah mengancam dengan aksi militer. Namun meski diembargo dan ditekan dari berbagai sisi, Republik Islam Iran terus bergerak maju di sektor nuklir hingga mampu memperkaya uranium sendiri.
Pada tanggal 20 Farvardin 1385 HS (9 April 2006), Republik Islam Iran mengumumkan kesuksesannya menguasai teknologi pengayaan uranium untuk kepentingan damai. Momen bersejarah ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Teknologi Nuklir Nasional dan diperingati setiap tahun.
Dengan keberhasilan para ilmuwan Iran menguasai teknologi pengayaan uranium dan pengoperasian mesin-mesin sentrifugal, maka Republik Islam resmi bergabung dalam barisan negara-negara pemilik teknologi nuklir untuk kepentingan damai.
Menyusul kesuksesan besar ini, Dewan Tinggi Revolusi Kebudayaan mengeluarkan sebuah ketetapan sebagai apresiasi atas kerja keras para ilmuwan Iran dan menetapkan tanggal 20 Farvardin sebagai Hari Teknologi Nuklir Nasional.
Teknologi nuklir adalah kemampuan untuk mengubah uranium alam melalui fisi (pemecahan) atom menjadi uranium yang diperkaya, yang memiliki banyak penggunaan di bidang ilmiah dan industri.
Teknologi nuklir dianggap sebagai sains unggulan dan istimewa. Saat ini kontribusi ilmu nuklir bagi kehidupan manusia tidak perlu dipertanyakan lagi dan dapat dianggap sebagai elemen penting dan dasar untuk pembangunan yang berkelanjutan.
Menguasai dan memanfaatkan teknologi nuklir sesuai dengan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) adalah hak legal setiap negara, yang telah menjadi anggota perjanjian tersebut dan berkomitmen dengannya. Saat ini sekitar 10 negara di dunia menguasai teknologi nuklir.
Energi nuklir memiliki banyak kegunaan. Oleh karena itu, menguasai sains dan teknologi nuklir selalu menjadi sebuah impian bagi banyak negara. Selama setengah abad terakhir, teknologi nuklir memainkan peran penting dalam pengembangan sektor industri, kedokteran, dan pertanian.
Teknologi nuklir telah digunakan untuk memproduksi radioisotop dan radiofarmaka, listrik tenaga nuklir, dan produksi bahan-bahan dengan tingkat ketahanan yang tinggi, serta meningkatkan produk pertanian yang berkualitas.
Presiden Iran Hassan Rouhani dalam upacara peringatan Hari Teknologi Nuklir Nasional pada hari Sabtu (10/4/2021) mengatakan, semua kegiatan nuklir Iran untuk tujuan sipil dan damai, dan tujuan Iran di sektor industri nuklir sudah jelas.
"Teknologi ini telah digunakan di sektor lain dan digunakan di industri, pertanian, kedokteran, energi, dan kelistrikan," ujarnya.
Rohani menegaskan, jika pihak lain berpikir dengan benar, kekhawatiran mereka tidak logis. Kekhawatiran yang tidak dapat dibenarkan selama 16 tahun ini telah menyebabkan masalah bagi bangsa Iran.
"Jika pemikiran yang salah ini tidak ada dalam pikiran mereka dan mereka yakin tentang apa yang ada dalam sejarah bangsa Iran, bahwa mereka memberikan perhatian khusus pada masalah agama dan moral, mereka akan melewatkan masalah ini juga," pungkasnya. (RA)