Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Malik mengatakan bahwa rezim Zionis Israel telah melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam serangan mematikan rezim ini selama seminggu di Jalur Gaza.
Dia mendesak tekanan internasional terhadap rezim Zionis agar rezim ilegal tersebt menghentikan kejahatannya di Gaza.
Sebelumnya, dilaporkan bahwa 213 warga Palestina termasuk 61 anak dan 36 perempuan gugur syahid dalam serangan udara militer Israel di Gaza. Serangan brutal tersebut juga menyebabkan lebih dari 1442 warga Palestina terluka.
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) pada Selasa (18/5/2021) menyatakan lebih dari 52.000 orang mengungsi akibat pengeboman rumah-rumah warga Palestina di Gaza.
"Warga Palestina yang terlantar saat ini mencari perlindungan di 50 sekolah milik UNRWA di Gaza dan menghadapi banyak kendala, termasuk kekurangan obat-obatan dan makanan," kata OCHA dalam pernyataannya.
Menurut laporan PBB, lebih dari 100 apartemen hancur total, sedikitnya 300 unit rumah rusak parah, dan sekitar 50 fasilitas pendidikan, termasuk sekolah, taman kanak-kanak dan gedung Kementerian Pendidikan Jalur Gaza, rusak akibat serangan rezim Zionis di wilayah tersebut.
Rezim Zionis bahkan tidak peduli dengan pusat-pusat medis, dan sejauh ini telah menghancurkan enam rumah sakit, dua klinik dan satu fasilitas milik Bulan Sabit Merah Palestina di Gaza.
PBB mengatakan operasional listrik di Gaza telah berkurang dari delapan jam per hari menjadi kurang dari enam jam. Kondisi ini telah mengganggu sistem perawatan kesehatan, pasokan air bersih dan fasilitas vital lain yang bergantung pada listrik. (RA)