Serangan udara militer rezim Zionis Israel ke Jalur Gaza telah berjalan seminggu dan rezim ini mendapati dirinya sebagai pecundang, baik di medan pertempuran maupun di kancah internasional.
Dukungan besar-besaran mengalir untuk Palestina dari berbagai negara dunia dan kecaman terhadap kejahatan perang rezim Zionis di Gaza juga terus meningkat.
Ratusan ribu orang berunjuk rasa mendukung Palestina di kota-kota besar Eropa termasuk London, Berlin, Madrid, dan Paris pada hari Sabtu, 15 Mei 2021.
Para pengunjuk rasa di London membawa plakat bertuliskan "Hentikan Pengeboman Gaza" dan nyanyian "Bebaskan Palestina" di Marble Arch dekat Taman Hyde dan menuju Kedutaan Besar rezim Zionis.
Sekitar 2.500 demonstran di Madrid mengungkapkan dukungannya kepada Palestina. Mereka, dengan membawa bendera Palestina, menuju alun-alun Puerta del Sol di pusat kota.
Di negara-negara lain, termasuk di Australia, ratusan orang berunjuk rasa di kota Melbourne dan Sydney untuk menentang serangan udara Israel ke Gaza. Mereka membawa spanduk dan poster berisi kalimat protes terhadap Israel dan dukungan kepada Palestina.
Ratusan pendemo juga memenuhi jalanan di beberapa kota besar di Selandia Baru. Mereka berunjuk rasa di kota Wellington dengan membawa spanduk, poster, dan bendera Palestina.
Menurut Al Jazeera, unjuk rasa luas untuk mengungkapkan solidaritas kepada Palestina juga berlangsung di sejumlah kota di Amerika Serikat, termasuk Los Angeles hingga New York, Boston, Philadelphia dan Pittsburgh. Mereka menuntut diakhirinya serangan udara mematikan Israel di Gaza.
Masyarakat Indonesia juga menyampaikan solidaritasnya terhadap perjuangan Palestina, dan mengecam keras agresi militer yang dilakukan rezim Zionis. Aksi protes rakyat Indonesia terhadap Israel berlangsung hari Selasa (18/5/2021) di Jakarta dan berbagai kota di negara ini.
Demo buruh mendukung kemerdekaan Palestina digelar di sejumlah daerah di Indonesia pada Selasa untuk mendesak Israel menghentikan serangan ke Palestina. Di Jakarta, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menggelar demo di kantor perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Kedubes Amerika Serikat.
Para demonstran mengibarkan bendera Palestina, dan mengutuk kejahatan terbaru rezim Zionis, serta mengecam sikap AS yang mendukung Israel.
Sebelumnya, dilaporkan bahwa 213 warga Palestina termasuk 61 anak dan 36 perempuan gugur syahid dalam serangan udara militer Israel di Gaza. Serangan brutal tersebut juga menyebabkan lebih dari 1.442 warga Palestina terluka.
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) pada Selasa (18/5/2021) menyatakan lebih dari 52.000 orang mengungsi akibat pengeboman rumah-rumah warga Palestina di Gaza.
"Warga Palestina yang terlantar saat ini mencari perlindungan di 50 sekolah milik UNRWA di Gaza dan menghadapi banyak kendala, termasuk kekurangan obat-obatan dan makanan," kata OCHA dalam pernyataannya.
Menurut laporan PBB, lebih dari 100 apartemen hancur total, sedikitnya 300 unit rumah rusak parah, dan sekitar 50 fasilitas pendidikan, termasuk sekolah, taman kanak-kanak dan gedung Kementerian Pendidikan Jalur Gaza, rusak akibat serangan rezim Zionis di wilayah tersebut.
Rezim Zionis bahkan tidak peduli dengan pusat-pusat medis, dan sejauh ini telah menghancurkan enam rumah sakit, dua klinik dan satu fasilitas milik Bulan Sabit Merah Palestina di Gaza.
PBB mengatakan operasional listrik di Gaza telah berkurang dari delapan jam per hari menjadi kurang dari enam jam. Kondisi ini telah mengganggu sistem perawatan kesehatan, pasokan air bersih dan fasilitas vital lain yang bergantung pada listrik. (RA)