Warga Palestina turun ke jalan-jalan di Jalur Gaza untuk merayakan kemenangan kelompok-kelompok perlawanan Palestina dalam menghadapi agresi militer rezim Zionis Israel.
Gencatan senjata yang diumumkan rezim Zionis mengakhiri 11 hari serangan udara militer rezim ini ke Gaza. Perlawanan gigih kelompok-kelompok perlawanan telah memaksa Israel mengumumkan gencatan senjata tanpa syarat.
Kelompok-kelompok perlawanan Palestina pada hari Jumat (21/5/2021) memperingatkan Israel agar tidak melakukan agresi baru terhadap Palestina.
Kabinet keamanan rezim Zionis secara sepihak dan tanpa syarat mengumumkan gencatan senjata pada Jumat (21/5/2021) dini hari.
Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza mengumumkan bahwa jumlah warga Gaza yang gugur syahid dalam serangan Israel mencapai 243 orang.
"Sampai saat ini 243 warga Gaza telah gugur, termasuk 66 anak-anak, 39 wanita dan 17 orang lanjut usia," kata Kemenkes Palestina di Gaza dalam sebuah pernyataan, Jumat (21/5/2021).
"Jumlah korban luka dalam agresi rezim Zionis di berbagai wilayah Gaza telah mencapai 1.910 orang," tambahnya seperti dikutip kantor berita Shahab Palestina.
Menurut laporan televisi al-Mayadeen, jasad dari sembilan syuhada termasuk seorang gadis kecil, telah dikeluarkan dari reruntuhan bangunan di Gaza pada hari Jumat.
UNICEF mencatat bahwa banyak dari anak-anak yang terbunuh berada di rumah mereka, tempat yang seharusnya aman. Sekitar 107.000 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka setelah agresi Israel di berbagai bagian Jalur Gaza.
"Sedikitnya 50 fasilitas pendidikan dan 20 fasilitas kesehatan rusak serta sekitar 50 persen dari jaringan pipa air rusak," kata laporan UNICEF.
Lembaga Wakaf Jalur Gaza menyatakan bahwa tiga masjid hacur total karena serangan Israel di Gaza dan 40 masjid lainnya rusak akibat serangan yang terus menerus. (RA)