Komandan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) Mayor Jenderal Hossein Salami
menekankan bahwa Republik Islam Iran telah memperoleh kemampuan peperangan jarak jauh dan peningkatan kemampuan pertempuran udara. Prestasi ini diraih ketika sanksi bertubi-tubi mendera Iran di berbagai bidang.
"Drone Gaza akan membawa Republik Islam Iran ke tingkat kekuatan dan kemampuan baru dalam pertempuran udara," kata Salami dalam upacara peresmian pencapaian IRGC di sektor pesawat tanpa awak dan peralatan pertahanan pada hari Jumat (21/5/2021).
Dia menyebut kebijakan Iran sebagai strategi untuk mengembangkan kemampuan pertahanannya di level tertinggi, dan menuturkan, drone Gaza dapat terbang di ketinggian lebih dari 35.000 kaki dengan kecepatan 350 km/jam.
"Pesawat tak berawak canggih ini dapat membawa 13 bom secara bersamaan dan melakukan operasi terhadap target darat," ujarnya.
Pesawat tanpa awak Gaza, lanjut Salami, dapat berpartisipasi dalam penerbangan pengintaian dan meningkatkan kemampuan Iran dalam pertempuran udara.
Komandan IRGC juga menyinggung kemampuan sistem pertahanan rudal permukaan-ke-udara, 9 Dey. Menurutnya, system pertahanan ini mampu mencegat target tingkat rendah dengan kecepatan tinggi, termasuk rudal jelajah, drone, helikopter dan pesawat tanpa awak yang terbang sangat rendah di atas tanah.
IRGC (Pasdaran) meresmikan tiga pencapaian penting di bidang drone dan pertahanan. Tiga pencapaian baru itu adalah drone Gaza dan sistem rudal permukaan ke udara yang disebut sistem radar 9 Dey dan radar al-Quds.
Acara peresmian tiga pencapaian itu digelar di Tehran pada Jumat (21/5/2021) dan dihadiri oleh Komandan IRGC Salami dan Komandan Pasukan IRGC Divisi Aerospace Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh.
Drone Gaza merupakan pencapaian pertahanan baru yang dibuat oleh para ahli di IRGC yang dapat melakukan berbagai misi pengintaian, pertempuran dam pengawasan dengan durasi terbang selama 35 jam.
Drone ini dapat membawa 13 bom dengan radius operasional lebih dari 2.000 kilometer dalam misi tempur dan membawa 500 kilogram berbagai peralatan pengintaian dan sinyal.
Dengan bergabungnya drone ini ke dalam Angkatan Dirgantara IRGC, maka kemampuan intelijen dan operasi pasukan ini untuk melawan ancaman musuh akan meningkat.
Selain untuk kepentingan militer dan pertahanan, Drone Gaza dapat menjalankan misi pemantauan hutan, operasi penyelamatan, dan penyaluran bantuan saat bencana alam seperti, banjir dan gempa bumi.
Sementara itu, sistem rudal permukaan ke udara 9 Dey adalah 100% buatan dalam negeri. Sistem ini memiliki kemampuan untuk menghadapi berbagai ancaman dari jarak dekat, seperti rudal jelajah, bom pesawat, dan pesawat tanpa awak, dan mampu menghancurkan target dengan cepat.
Selain itu, sistem radar Quds memiliki kemampuan untuk dikerahkan dan dipindahkan dengan cepat. (RA)