Dalam langkah barunya, PBB telah mengeluarkan Israel dari daftar hitam tahunan pembunuh anak-anak, menutup mata terhadap serangan gencar rezim yang terus berlangsung.
Kementerian Luar Negeri Palestina mengecam tindakan tersebut dengan mengatakan mengabaikan kejahatan rezim akan menjamin impunitas bagi entitas pembunuh anak tersebut.
Kementerian Luar Negeri Palestina menyatakan:
“Tidak dimasukkannya rezim Zionis ke dalam daftar hitam pemerintah dan kelompok yang melanggar hak anak dalam konflik bersenjata oleh PBB adalah langkah yang mendukung si pembunuh dan mendukung para penjahat tentara Zionis dan pemukim terorisnya, dan itu akan menjamin pelarian mereka dari hukuman.”
Anak-anak Yaman juga mengecam PBB karena 'mengabaikan' kejahatan Saudi terhadap mereka.
Dalam aksi demo yang diadakan pada hari Selasa (22 Juni), mereka mengecam PBB karena gagal menambahkan pasukan koalisi yang dipimpin Saudi ke dalam “daftar ini”, sementara memasukkan Ansarullah Yaman ke daftar hitam yang membela negara itu dari enam tahun agresi militer yang tidak manusiawi.
Sebuah laporan UNICEF telah mengungkapkan bahwa setidaknya 3.153 anak telah meninggal di Yaman antara 2015 dan 2020.
Agresi Israel baru-baru ini terhadap warga Palestina juga merenggut nyawa sekitar 66 anak tak berdosa.
Bayangkan saja bagaimana masa depan anak-anak ini bisa berbeda!