Iran telah mengkritik Arab Saudi karena menolak IAEA memverifikasi kegiatan nuklirnya.
Iran telah memperingatkan situasi itu dapat memungkinkan kerajaan untuk mengejar program nuklir rahasia.
Kazem Gharibabadi membuat pernyataan setelah utusan Saudi untuk IAEA menyatakan keprihatinan tentang tindakan nuklir Iran.
Awal pekan ini, Iran mengumumkan rencana untuk segera memproduksi logam uranium yang diperkaya dengan kemurnian 20%.
Logam uranium itu rencananya akan digunakan sebagai bahan bakar reaktor riset di ibukota Tehran.
Kegiatan nuklir Iran berada di bawah pengawasan Badan Energi Atom Internasional.
Tetapi sedikit yang diketahui tentang kegiatan nuklir Arab Saudi.
Ambisi nuklir Arab Saudi telah memicu kekhawatiran di komunitas global.
Agustus lalu, dilaporkan bahwa Arab Saudi telah membangun fasilitas untuk ekstraksi kue kuning dari bijih uranium.
Fasilitas itu dikatakan telah dibangun dengan bantuan Cina.
Badan-badan intelijen Amerika dilaporkan telah melihat sebuah situs nuklir yang tidak diumumkan di Arab Saudi.
Pada tahun 2018, Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman mengisyaratkan bahwa kerajaan itu mungkin akan mengarah ke nuklir.