Perkembangan di Afghanistan dan masuknya kelompok Taliban ke Kabul menjadi berita utama regional dan dunia.
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani meninggalkan Kabul beberapa jam yang lalu. Taliban membebaskan sekitar 5.000 tahanan dari Pol-e-Charkhi.
Juru bicara Taliban untuk urusan politik di Qatar mengatakan bahwa kunjungan Wakil Taliban untuk Urusan Politik Mullah Baradar ke Kabul adalah rumor dan tidak benar.
Di sisi lain, Wakil Presiden Afghanistan Amrullah Saleh mengatakan bahwa dia tidak akan pernah, dalam keadaan apa pun, tunduk kepada teroris Taliban.
Sementara itu, sejumlah pejabat pemerintah dan tokoh politik Afghanistan dikabarkan telah melakukan perjalanan ke negara-negara tetangga Afghanistan.
Pelaksana tugas Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengumumkan pemberlakuan jam malam di ibu kota Kabul mulai Minggu (15/8/2021) malam.
"Untuk mencegah kekacauan di Kabul, jam malam diberlakukan mulai pukul 21:00," kata pelaksana tugas Kemendagri Afghanistan, seperti dikutip media Rusia, Sputnik.
Anasir Taliban telah memasuki Kabul pada hari Minggu dan mengambil alih kantor-kantor pemerintah dari pasukan Afghanistan.
Sementara itu, Kantor Mantan Presiden Hamid Karzai menyatakan bahwa untuk mencegah keacauan dan mengurangi penderitaan masyarakat, sebuah dewan koordinasi telah dibentuk untuk mengatur urusan yang berhubungan dengan perdamaian dan transisi damai kekuasaan.
"Para anggota dewan terdiri dari Hamid Karzai, Abdullah Abdullah, ketua Dewan Tinggi Rekonsiliasi Nasional, dan Gulbuddin Hekmatyar, ketua Partai Islam Afghanistan," kata pernyataan Kantor Karzai.
Kantor berita Reuters mengutip sumber-sumber diplomatik mengabarkan bahwa Mantan Menteri Dalam Negeri Afghanistan, Ali Ahmad Jalali kemungkinan akan memimpin pemerintahan sementara setelah pengunduran diri Ashraf Ghani.
Presiden Ghani telah meninggalkan Afghanistan setelah anasir Taliban menguasai ibu kota. Ghani mengonfirmasi di akun Facebook-nya bahwa ia telah meninggalkan Afghanistan untuk mencegah pertumpahan darah. (RA)