Jet-jet tempur rezim Zionis Israel Ahad (22/8/2021) dilaporkan puluhan kali membombardir berbagai wilayah di Jalur Gaza.
Jet dan helikopter tempur, drone dan artileri Israel selama beberapa bulan terakhir berkali-kali menyerang berbagai wilayah Jalur Gaza. Sejak 10 Mei hingga 21 Mei lalu, terjadi perang 11 hari antara Israel dan Jalur Gaza yang pada akhirnya berakhir dengan mediasi pemain asing.
Setelah berakhirnya perang, kejahatan Israel terhadap warga Palestina, khususnya dalam bentuk serangan terhadap warga Palestina di Tepi Barat dan Quds pendudukan terus berlanjut. Kelanjutan dari kejahatan ini, jet tempur Israel Ahad dini hari kembali menyerang Jalur Gaza.
Militer Israel mengklaim bahwa serangan tersebut sebagai respon atas cideranya seorang tentaranya ketika menghadapi aksi demo warga Gaza di dekat pagar keamanan. Meski demikian, ini sekedar alasan untuk memulai serangan baru ke Jalur Gaza.
Terkait alasan sebenarnya dari serangan ini harus dicermati mengenai kekalahan Israel di perang Pedang Quds. Selama perang 11 hari Israel ke Jalur Gaza, kegagalan sistem Iron Dome yang sangat diandalkan Tel Aviv telah terbukti. Israel melalui banyak propaganda fokus pada efektivitas Iron Dome, tapi ketika perang meletus mereka menyaksikan lebih dari 85 persen roket kubu muqawama berhasil mengenai target.
Sementara itu, Seorang anggota senior Hamas menggambarkan serangan Israel di Jalur Gaza sebagai wujud kebingungan dan kekalahannya dalam menghadapi perlawanan rakyat Palestina.
Ismail Ridwan, seperti dilaporkan Almasirah TV, Selasa (24/8/2021) mengatakan rakyat dan perlawanan Palestina menghadapi tantangan, tetapi mereka akan menggagalkan konspirasi penjajah.
"Rakyat dan perlawanan Palestina akan meneruskan jalannya. Serangan-serangan itu hanya akan memperbesar tekad bangsa ini untuk mewujudkan hak-hak mereka, dan Pedang Quds (Saif al-Quds) tidak akan disarungkan," tegasnya.