Ayatullah Khamenei dalam pertemuan dengan pertemuan dengan Presiden Iran Sayid Ebrahim Raisi dan anggota kabinetnya pada hari Sabtu (28/08/2021), menyebut Afghanistan sebagai negara saudara, yang memiliki bahasa, agama dan budaya yang sama dengan Iran.
Ayatullah Khamenei juga mengungkapkan penyesalan yang mendalam atas masalah, kesulitan, dan penderitaan yang dihadapi oleh rakyat Afghanistan, seperti serangan bom di Bandara Internasional Kabul pada Kamis lalu.
"Masalah dan kesulitan ini adalah (hasil) pekerjaan Amerika yang menduduki Afghanistan selama 20 tahun dan memaksakan segala bentuk penindasan terhadap rakyat negara ini," jelas Rahbar.
Pemimpin Besar Revolusi Islam juga menyebutkan efek negatif dari kehadiran AS di Afghanistan, termasuk pemboman acara pernikahan dan pemakaman, pembunuhan anak muda, pemenjaraan banyak orang yang tidak dapat dibenarkan, dan puluhan kali lipat peningkatan produksi narkoba.
"Amerika Serikat belum mengambil satu langkah pun untuk kemajuan Afghanistan, dan Afghanistan hari ini, jika dalam hal kemajuan sipil tidak ketinggalan dari 20 tahun lalu, namun juga tidak lebih maju, ungkap Rahbar.
Mengenai sikap Republik Islam Iran, Rahbar menyatakan, "Kami mendukung rakyat Afghanistan karena pemerintah datang dan pergi seperti di masa lalu, tetapi orang-orang Afghanistan tetap."
Sekarang Taliban telah menguasai Afghanistan dan menekankan pembentukan pemerintahan inklusif di negara ini. Sementara Iran masih menganggap dukungan atas rakyat Afghanistan sebagai indikator utama kebijakannya terhadap negara ini. Iran percaya bahwa semua upaya di Afghanistan harus dalam rangka meningkatkan standar hidup masyarakat, khususnya jaminan keamanan yang bersandar pada kemauan internal.