20 tahun pendudukan AS di Afghanistan telah membawa negara yang dilanda perang itu pada kematian, kehancuran, dan pengungsian.
Menurut sebuah laporan oleh Brown University's Costs of War, lebih dari 71.000 warga sipil Afghanistan dan Pakistan telah kehilangan nyawa mereka dan ratusan ribu lainnya telah mengungsi sejak AS menginvasi Afghanistan pada tahun 2001 untuk menggulingkan Taliban.
Invasi juga telah mengubah Afghanistan menjadi salah satu tempat paling mematikan di dunia untuk anak-anak.
Organisasi bantuan kemanusiaan 'Save the Children' telah memperkirakan bahwa hampir 33.000 anak telah terbunuh atau cacat selama dua dekade.
Namun jumlah tersebut belum termasuk anak-anak yang meninggal karena kelaparan, kemiskinan, dan penyakit.
“Yang tersisa setelah 20 tahun adalah generasi anak-anak yang seluruh hidupnya telah dirusak oleh kesengsaraan dan dampak perang. Besarnya penderitaan manusia selama dua dekade terakhir di luar pemahaman,” ungkap organisasi bantuan kemanusiaan Save the Children
Sekjen PBB Antonio Guterres telah menyerukan dukungan internasional saat krisis kemanusiaan dan ekonomi memburuk di Afghanistan.
Sekitar 10 juta anak-anak dan remaja Afghanistan sekarang sangat membutuhkan dukungan kesehatan mental, yang jika tidak ditangani dapat menyebabkan kondisi yang tidak dapat diubah di masa depan.