Tehran Rabu (27/10/2021) menjadi tuan rumah pertemuan kedua tingkat menlu negara-negara tetangga Afghanistan membahas transformasi negara ini.
Pertemuan ini akan digelar dalam dua bentuk, virtual dan tatap muka. Para menlu Iran, Cina, Pakistan, Uzbekistan, Tajikistan dan Turkmenistan ditambah Rusia akan menghadiri pertemuan ini.
Presiden Republik Islam Iran, Sayid Ebrahim Raisi akan memberi kata sambutan untuk membuka pertemuan ini dan Sekjen PBB, Antonio Guterres juga akan mengirim pesannya untuk pertemuan tersebut.
Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir Abdollahian di pertemuan pertama menlu enam negara tetangga Afghanistan yang digelar pada 8 September 2021 secara virtual dan digelar di Pakistan, menyatakan kesiapan Tehran untuk memberi akses seluruh fasilitas yang dimilikinya untuk memajukan perundingan Afghanistan-Afghanistan.
Di statemen akhir pertemuan negara tetangga Afghanistan ditekankan, rakyat Afghanistan harus menjadi penentu masa depan negara mereka, selain itu, transformasi Afghanistan kembali membuktikan bahwa tidak ada solusi militer untuk menyelesaikan krisis di negar aini dan pembentukan struktur politik komprehensif di Afghanistan dengan melibatkan seluruh faksi dan entis di negara ini sebuah keharusan.
Saat ini ketika Taliban menguasai Afghanistan, negara ini mengalami transformasi penting dan berpegaruh di bidang politik, ekonomi, sosial dan keamanan kawasan termasuk terhadap negara-negara tetangga Kabul. Oleh karena itu, Republik Islam Irn sebagai salah satu tetangga Afghanistan memberi penilain penting akan pengokohan kerja sama regional untuk membantu proses perdamaian di Afghanistan.
Sekaitan dengan ini, menlu Iran menggelar lobi dengan sejawatnya termasuk menlu Qatar, Oman, Turki, Pakistan, Indonesia, sekjen PBB dan sekjen Organisasi Kerja Sama Islam (OKI serta mengungkapkan kekhawatirannya atas maraknya aksi teror di Afghanistan khususnya serangan Daesh (ISIS) terhadap jamaah shalat.
Salah satu isu penting terkini di Afghanistan adalah ancaman kebangkitan Daesh yang telah disinggung Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Khamenei pada 24 Oktober di Konferensi Persatuan Islam. Beliau menekankan, ledakan bom dan menyedihkan terbaru di masjid Afghanistan terhadap warga Muslim dan jamaah shalat termasuk peristiwa yang dilakukan oleh Daesh dan Amerika terang-terangan menyatakan Kami yang membentuk Daesh.
Sementara itu, Republik Islam Iran menghadapi gelombang baru pengungsi Afghanistan, dan dalam situasi di mana masalah ekonomi telah muncul untuk Iran karena sanksi AS yang sepihak dan menindas, komunitas internasional perlu memberikan bantuan yang diperlukan untuk mengelola ini dan memenuhi kebutuhan para pengungsi.
Jelas sekali bahwa saat Tehran menjadi tuan rumah para menlu negara tetangga Afghanistan, ini menunjukkan dukungan Republik Islam Iran terhadap rakyat negara tersebut di seluruh fase sensitif dan menentukan dalam sejarah Afghanistan. Iran juga menilai solusi bagi Afghanistan keluar dari kendala politik dan keamanan saat ini adalah upaya semua pihak untuk membentuk pemerintahan inklusif dengan melibatkan seluruh faksi, etnis dan mazhab melalui dialog internal dan tanpa intervensi asing.