Iran dan penandatangan kesepakatan nuklir lainnya sepakat untuk memprioritaskan penghapusan sanksi setelah sesi Komisi Bersama yang memulai putaran ketujuh pembicaraan yang bertujuan menghidupkan kembali JCPOA.
"Apa yang kami dapatkan dari 6 putaran sebelumnya adalah draf bukan kesepakatan dan draf untuk negosiasi dan sampai ada kesepakatan tentang segala hal tidak akan ada kesepakatan tentang apa pun," ujar Ali Bagheri Kani, Deputi Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran.
Iran telah menolak kepatuhan simultan atau timbal balik dengan mengatakan AS harus membayar harga untuk menarik diri dari kesepakatan. Tehran mengatakan hanya akan kembali ke kepatuhan setelah penghapusan sanksi secara penuh, dijamin dan dapat diverifikasi.
"Mereka dapat menamakannya hak asasi manusia, mereka dapat menamakannya teknologi rudal, posisi regional Iran, mereka dapat menyebutnya pemanasan global, apa pun itu, kita semua tahu ini tentang menyakiti rakyat Iran biasa, sehingga Amerika bisa mendapatkan sesuatu dari Iran, tim negosiasi pemerintah Iran ini tidak akan menerima alasan itu Amerika harus kembali ke JCPOA jika mereka ingin Iran kembali ke JCPOA," ungkap Mohammad Marandi, Prof. Sastra Inggris.
Koordinator Uni Eropa mengatakan dia merasa sangat positif tentang prospek pembicaraan dan delegasi Rusia dan Cina mengatakan tim Iran telah mengadopsi pendekatan pragmatis.
Delegasi utama Iran mengatakan telah menyerukan jaminan bahwa AS tidak akan menjatuhkan sanksi baru, menerapkan kembali sanksi sebelumnya atau menggunakan kesepakatan nuklir sebagai sarana untuk meluncurkan lebih banyak tekanan pada Republik Islam Iran.