Siswa-siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) di Tabriz, Republik Islam Iran telah mulai pembelajaran tatap muka sejak akhir November 2021. Selama hampir dua tahun, proses belajar-mengajar dilakukan secara online.
Ketika diwawancarai wartawan IRIB, para siswi mengatakan bahwa mereka lebih suka pembelajaran tatap muka ketimbang online, sebab, belajar di kelas lebih mudah untuk menyerap materi pelajaran ketimbang secara virtual.
Sebelumnya, Kepala Departemen Pendidikan Iran Alireza Kazemi mengatakan, tidak ada perbedaan antara belajar tatap muka dan virtual dalam hal persyaratan untuk menghadiri kelas, dan jika ada yang siswa sakit, dia tidak boleh masuk sekolah sampai sembuh.
"Sekolah-sekolah juga harus mengikuti protokol kesehatan, instruksi dan semua standar yang ditentukan agar tidak menimbulkan kekhawatiran bagi keluarga dan siswa," tegasnya.
Dia menambahkan, pola kehadiran dan apakah siswa hadir di sekolah selama satu hari, dua hari atau tiga hari adalah kewenangan daerah dan sekolah masing-masing.
"Menurut telaah yang dilakukan oleh lembaga-lembaga penelitian dan pusat jajak pendapat terkemuka di seluruh negeri, tingkat persetujuan orang tua dengan kehadiran anak-anak di sekolah mendekati 70%," ujarnya.
Saran kami, lanjut Kazemi, adalah agar sekolah mengadakan pertemuan antara para orang tua siswa dan guru, dan menindaklanjutinya dengan pendekatan keluarga yang persuasif.
"Pendekatan kami adalah pembukaan kembali sekolah-sekolah dilakukan secara bertahap, dan kami juga harus berusaha untuk mengatasi kekhawatiran keluarga para siswa," pungkasnya. (RA)