Lira Turki terus kehilangan nilainya terhadap dolar AS.
Lira kehilangan 45 persen nilainya sejak awal tahun ini dan menjadi salah satu mata uang dengan kinerja terburuk di dunia.
Orang-orang menyalahkan pemerintah Turki atas keputusannya untuk menurunkan suku bunga. Namun pemerintah menyalahkan apa yang disebutnya plot asing terhadap Turki untuk melemahkan ekonominya dan “membuat negara bertekuk lutut.”
Wakil Presiden Turki Fuat Oktay mengatakan fluktuasi nilai tukar tidak ada hubungannya dengan penurunan suku bunga untuk memastikan bahwa Turki akan segera menyelesaikan krisis ini.
Oktay menjelaskan bahwa letak geografis Turki dan produksi yang fleksibel memberikan peluang penting bagi Turki untuk menjadi salah satu pusat produksi baru di dunia. Namun para analis berpikir ini adalah salah satu alasan mengapa perang ekonomi ini dilancarkan terhadap Turki.
Selama dua tahun terakhir, mata uang Turki telah kehilangan nilainya karena beberapa alasan termasuk pandemi virus Corona, penurunan suku bunga oleh pemerintah, ketegangan Ankara dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Pemerintah dan analis Turki tampaknya positif bahwa Turki akan mengatasi krisis ini, tetapi melihat fakta dan sejarah lira Turki, hal ini tampaknya sangat tidak mungkin.