Bank sentral Afghanistan telah mengumumkan bahwa setelah serangkaian bantuan kemanusiaan ke Afghanistan, pengiriman ketiga bantuan tunai oleh badan PBB yang berisi 19,2 juta dolar tiba di Kabul.
Bank Sentral mengatakan bahwa mereka mengambil langkah-langkah untuk membawa stabilitas ke pasar dan meminta lebih banyak putaran pengiriman uang tunai ke negara itu.
“Bank Sentral Afghanistan terus berusaha mempertahankan nilai mata uang Afghanistan pada tingkat yang tetap terhadap mata uang asing. Kami berharap bahwa dengan datangnya lebih banyak bantuan tunai, nilai mata uang Afghanistan akan mencapai tingkat yang diinginkan terhadap mata uang asing. Pimpinan bank sedang bekerja keras untuk mengatasi masalah kekurangan uang tunai dan krisis yang sedang berlangsung,” ujar Hassibullah Noori, Bank Sentral Afghanistan.
Sementara itu, mata uang Afghanistan pada hari Senin jatuh ke rekor terendah yang mengakibatkan kenaikan harga barang-barang penting. Pengamat percaya bahwa situasi akan berlanjut kecuali aset Afghanistan dibebaskan dan dolar AS dipasok ke pasar.
“Untuk pertama kalinya, mata uang Afghanistan kehilangan nilainya dalam jumlah rekor. Ini karena kelangkaan dolar AS di pasar. Kami menghargai langkah PBB untuk mengirimkan 19,2 juta dolar tunai tetapi itu tidak cukup. Itu tidak dapat mencegah jatuh bebasnya ekonomi Afghanistan. Untuk saat ini, satu-satunya solusi adalah bahwa Bank Sentral Afghanistan menerima aset yang diblokir dan memasoknya ke pasar. Sayangnya, pasar kami dibuat untuk bekerja sesuai dengan dolar AS,” kata Fahim Zirak, serikat penukar uang
“Orang tidak punya makanan untuk dimakan tetapi AS memblokir miliaran aset kami. Ini benar-benar gila. Mereka mengklaim bahwa mereka melayani kita tetapi sebenarnya mereka mengkhianati dan menyiksa kita. Hari ini, saya datang ke bazaar dan menemukan bahwa harganya berlipat ganda. Saya tidak berpikir kami dalam masalah seperti itu jika kami memiliki umpan aset kami,” ungkap Mohammad Ewaz, warga lokal Afghanistan.
Setelah Taliban mengambil alih negara itu, AS memblokir hampir $9,5 miliar aset milik bank sentral Afghanistan dan menghentikan pengiriman uang tunai ke negara itu.
Afganistan kehabisan uang. Sebagian besar orang telah kehilangan sumber pendapatan dan banyak yang tidak dibayar selama berbulan-bulan. Situasi yang mengerikan mendorong jutaan orang ke ambang kelaparan.