Pasdaran atau Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) menembakkan rudal-rudal balistik permukaan ke permukaan dan mengerahkan drone penyerang dan perahu-perahu peluncur rudal pada hari kedua Manuver Gabungan Nabi Besar Saw 17.
Pasukan IRGC (Pasdaran) pada hari kedua latihan yang bersandi "Ya Fatimah Zahra", Selasa (21/12/2021), ini menembakkan beberapa rudal balistik untuk menghantam target-target bergerak dan diam musuh, termasuk kapal, pangkalan militer dan fasilitas di darat dan laut.
Sebelumnya, Wakil Komandan Operasi IRGC Brigadir Jenderal Abbas Nilforoushan mengatakan Manuver Gabungan Nabi Besar Saw digelar dalam kerangka meningkatkan level kesiapan tempur IRGC dan didasarkan pada simulasi salah satu desain pertahanan dan ofensif tercanggih dalam perang hibrida dengan fitur simultan (serentak) dan kontinu untuk melakukan perang lunak, perang semi keras dan perang keras (konflik fisik dengan alat dan senjata) yang rumit, sulit dan sengit.
Perang hibrida adalah sebuah strategi militer yang memadukan antara perang konvensional, perang gerilya, dan ancaman serangan siber.
"Di ranah perang keras, pasukan Angkatan Darat, Laut dan Dirgantara IRGC dan Organisasi Cyber-Elektronik di wilayah umum Teluk Persia, pulau-pulau dan pantai Provinsi Hormozgan, Bushehr dan sebagian dari wilayah Khuzestan, selain melakukan pertahanan kuat, juga melakukan operasi ofensif secara berurutan dan menjalankan operasi penyusupan pada tingkat strategis untuk menghancurkan basis dan fasilitas ofensif musuh, dan sesuai dengan adegan-adegan yang diprediksi pada jadwal latihan, mereka akan melakukan latihan-latihannya itu," jelasnya.
Dia menambahkan, Organisasi Basij Mustadh'afin, selain memikul tanggung jawab dan kewajiban dalam dua spektrum perang yang disebutkan sebelumnya, juga harus menyiapkan pasukan mobilisasi laut dan perang darat untuk pertahanan tanpa akhir.
"Selain itu, dalam manuver ini, sebagian dari senjata dan sistem serta peralatan yang baru diserahkan kepada pasukan tempur akan digunakan dalam beragam taktik operasi dan akan dievaluasi interaksinya dengan taktik-taktik yang dipraktikkan," ujarnya.
Pesan dari latihan ini, lanjut Brigjen Abbas Nilforoushan, untuk musuh adalah pertunjukan kekuatan, tekad dan kemauan para pembela Tanah Air Islam dalam melindungi dan mempertahankan prestasi Revolusi Islam, dan perlindungan atas keamanan dan kepentingan nasional.
"Dan pesan untuk sahabat-sahabat dan negara-negara tetangga kami adalah pesan perdamaian, keamanan, persaudaraan dan ketenteraman (ketenangan). Pada dasarnya, logika pertahanan kami adalah keamanan, kekuatan, pencegahan aktif dan pintar di kawasan Teluk Persia," pungkasnya.
Manuver Gabungan Nabi Besar Saw 17 diadakan selama lima hari di pantai Teluk Persia dan Selat Hormuz serta daerah perairan di Provinsi Hormozgan, Bushehr, dan Khuzestan. Latihan militer ini melibatkan pasukan Angkatan Darat, Laut dan Dirgantara IRGC. (RA)