50 Juta Warga Uni Eropa Mengalami Kemiskinan Energi

Indonesian Radio 4 views
Pusat Penelitian Gabungan Komisi Eropa mengatakan 50 juta orang di Uni Eropa menderita akibat dari apa yang disebut kemiskinan energi.

Ini berarti rumah tangga harus memprioritaskan makanan daripada panas. Para menteri energi Uni Eropa telah bertemu di Brussel untuk menilai krisis tersebut.

Namun itu berarti hampir sepertiga dari pemerintah Uni Eropa belum mengambil tindakan apa pun untuk melindungi warga negaranya. Harga gas dan listrik tidak terkendali. Organisasi masyarakat sipil memperkirakan bahwa kemiskinan energi akan melanda 80 juta orang di Uni Eropa sebelum musim dingin berakhir.

Pasar energi disfungsional Uni Eropa saat ini dalam keadaan fluktuatif. Blok tersebut sangat bergantung pada gas Rusia. Komisi Eropa mengkonfirmasi Moskow memenuhi semua kontrak pasokannya. Namun, penyimpanan energi merupakan masalah di UE. Persediaan habis musim dingin lalu karena cuaca yang sangat dingin. Kemudian ada permintaan besar ketika negara-negara UE mulai mencabut pembatasan COVID-19.

Pakar energi mengatakan Uni Eropa bisa mendapatkan keuntungan jika meningkatkan hubungan dengan Rusia. Blok 27 negara juga dapat mendorong kembali kebijakan luar negeri AS sehingga rantai pasokan baru dapat dimanfaatkan, misalnya sehubungan dengan Iran yang memiliki cadangan energi yang sangat besar.

Para pemimpin Uni Eropa terbagi atas bagaimana menangani krisis tetapi jelas tidak ada perbaikan cepat. Masalah ini akan menjadi agenda utama mereka ketika mereka bertemu di sini hanya dalam waktu kurang dari dua minggu untuk pertemuan puncak pada 16 Desember.

Add Comments