Saat dunia memperingati Hari Kesiapsiagaan Epidemi Internasional, sektor kesehatan Gaza terus menderita karena blokade Israel yang ketat sejak 2007.
Pada hari Minggu kementerian kesehatan di Gaza mengumumkan penemuan kasus pertama varian Omicron COVID di daerah yang diblokade.
Sekitar seribu tujuh ratus warga Gaza telah meninggal karena virus Corona sejak tahun lalu.
Jalur Gaza yang merupakan salah satu daerah terpadat di dunia telah mencatat hampir seratus sembilan puluh ribu infeksi COVID-19 sejak Mei 2020.
“Kami telah menemukan kasus pertama varian Omicron di Jalur Gaza dan ini menunjukkan bahwa varian ini sekarang menyebar di antara populasi. Penemuan ini menimbulkan tantangan baru bagi sistem kesehatan yang lemah di Jalur Gaza itu. Omicron adalah varian yang menyebar cepat dan sangat menular dan akan dominan di antara infeksi Coronavirus di Jalur Gaza,” ungkap DR. Majdi Duhair, Direktur, Perawatan Medis Primer
Blokade Israel dan berbagai perang telah berdampak buruk pada kesejahteraan orang-orang di wilayah pesisir yang kecil.
Rezim Israel juga mempertahankan pembatasan ketat pada masuknya pasokan kemanusiaan termasuk obat-obatan dan peralatan rumah sakit untuk memerangi COVID-19 dan variannya.
Orang-orang di Gaza bersiap menghadapi yang terburuk menyusul penemuan lokal varian Omicron.
Rezim Israel telah memperparah risiko infeksi virus Corona bagi lebih dari dua juta warga Palestina yang tinggal di Gaza, sehingga sangat sulit untuk memerangi pandemi yang mematikan itu.
Praktik tidak manusiawi Israel telah menghancurkan sistem kesehatan Gaza.
Para ahli mengatakan bahwa varian Omicron hanya akan memperburuk situasi kesehatan di daerah kantong yang diblokade.