Sebuah video yang diunggah oleh Layanan Darurat Ukraina pada hari Senin (14/3/2022) menunjukkan petugas pemadam kebakaran menangani kebakaran di sebuah bangunan perumahan di Kyiv (Kiev), ibu kota Ukraina, yang disebabkan oleh tembakan.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Yevgenyevich Konashenkov mengumumkan bahwa sekitar 3.700 pangkalan dan fasilitas militer Ukraina telah ditarget dan hancur.
Menurut Sputnik, Igor Konashenkov mengumumkan pada hari Minggu (13/3/2022) bahwa militer Rusia telah menghancurkan sekitar 3.700 pusat infrastruktur dan fasilitas militer Ukraina sejak awal serangan ke negara ini pada 24 Februari 2022.
"Selama periode ini, 99 pesawat tempur, 128 drone, 1.194 tank dan kendaraan lapis baja lainnya, 121 peluncur roket ganda, 443 artileri dan peluncur mortir Ukraina, hancur oleh serangan pasukan Rusia," ujarnya.
Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Oleksandrovych Zelensky mengumumkan bahwa 1300 tentara negaranya tewas sejak dimulainya invasi militer Rusia.
Ini adalah pertama kalinya Ukraina mengumumkan jumlah korban dalam perang yang telah berlangsung selama 18 hari ini.
Seperti dilaporkan Press TV, Minggu (13/3/2022), Zelensky mengklaim bahwa dia tidak gembira atas tewasnya 1300 tentara Ukraina dan 12.000 tentara Rusia.
"Fakta bahwa mereka (Rusia) kehilangan 12.000 pasukan tidak membuat saya gembira, sebab, ini bukan cara saya melihat dunia," ujarnya.
Sebelumnya, pejabat Ukraina mengatakan negara mereka sedang menghadapi krisis kemanusiaan dan membutuhkan bantuan bahan makanan dan obat-obatan.
Sampai saat ini, 2,6 juta warga Ukraina, kebanyakan wanita dan anak-anak, mengungsi ke negara-negara tetangga.
Presiden Ukraina pada tanggal 28 Februari menandatangani permintaan resmi untuk bergabung ke Uni Eropa.
Zelensky menyatakan bahwa momen penting telah datang untuk menghentikan bertahun-tahun diskusi dan keputusan tentang keanggotaan Ukraina di Uni Eropa.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan dimulainya operasi khusus di wilayah Ukraina pada Kamis pagi, 24 Februari 2022. Keputusan ini diumumkan setelah para pejabat Donbass meminta bantuan militer kepada Rusia berdasarkan perjanjian kerja sama.
Invasi militer tersebut juga dilakukan setelah Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengabaikan peringatan Moskow terkait keamanan Rusia dan melakukan tindakan provokatif di perbatasan negara ini.
Dalam beberapa pekan terakhir, Rusia menjadi sasaran sanksi keras AS dan sekutunya disebabkan dukungannya di Ukraina timur dan pengakuan Moskow atas wilayah Donetsk dan Luhansk sebagai wilayah independen.
Bentrokan antara pasukan Rusia dan Ukraina di Kyiv (Kiev) dan kota-kota lainnya di Ukraina berlanjut. Dua putaran pembicaraan damai antara delegasi Rusia dan Ukraina di Belarus sejauh ini tidak membuahkan hasil yang nyata. (RA)
Tags