Setelah selama 19 tahun bungkam, akhirnya warga Iran ini mengungkap kekejaman pasukan Amerika Serikat (AS) di penjara Abu Ghraib.
Setelah selama 19 tahun bungkam, akhirnya warga Iran ini mengungkap kekejaman pasukan Amerika Serikat (AS) di penjara Abu Ghraib.
Apa yang dilakukan tentara AS di penjara tersebut sangat bertentangan dengan klaim pemerintah negara itu tentanga Hak Asasi Manusia selama ini.
Seorang warga Iran pada akhir 2003 pergi ke Irak untuk berziarah ke Karbala, makam Imam Husein as, Cucu Tercinta Rasulullah Saw.
Sekitar 20 hari dia berada di Irak. Namun pada suatu petang, dia pergi ke restoran di depan hotel dia menginap karena hotel tidak menyediakan makan malam.
Saat di restoran tersebut, terdengar suara tembakan di luar dan dia keluar dari restoran itu. Pasukan Irak dan AS sedang patroli jam malam. Mereka melihat warga Iran tersebut.
Setelah menginterogasinya, warga Iran itu dibawa ke penjara Abu Ghraib dengan tuduhan yang dibuat-buat dan tidak masuk akal.
Di penjara yang terletak sekitar 32 km sebelah barat Baghdad, ibu kota Irak itu, dia disiksa dengan keji oleh pasukan Amerika Serikat.
Setelah mendekam dipenjara selama kurang lebih 17 bulan, akhirnya dia dibebaskan karena semua tuduhan terhadapnya adalah palsu.
AS mulai melakukan invasi militer ke Irak pada 19 Maret 2003. Setelah berhasil menaklukkan Irak, sebanyak 150.000 pasukan AS menduduki negara tersebut secara paksa.
Berikut wawancara wartawan IRIB, Ali Rezvani dengan warga Iran tersebut:
(RA)