Pemimpin negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) seperti Presiden Rusia Vladmir Putin, dan negara calon anggota organisasi ini, termasuk Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi saling bertemu di Uzbekistan.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-22 SCO berlangsung di Samarkand, Uzbekistan pada 15-16 September 2022. Pertemuan ini menjadi pertemuan tatap muka pertama para kepala negara anggota SCO sejak 2019, dan berakhirnya kepresidenan Uzbekistan dalam organisasi ini.
SCO didirikan pada tahun 2001 di Shanghai, Cina, oleh sejumlah negara termasuk Cina, Kazakhstan, Kirgistan, Rusia, Tajikistan dan Uzbekistan dengan tujuan melawan terorisme, ekstremisme dan kerja sama ekonomi.
Saat ini Republik Islam Iran sedang melalui proses untuk memperoleh keanggotaan penuh di organisasi tersebut. Sebelumnya India dan Pakistan telah ditetapkan menjadi anggota penuh Organisasi Kerja Sama Shanghai pada pertemuan 2017.
Sebelumnya, Istana presiden Kremlin Rusia mengumumkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin akan bertemu dengan Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi di sela-sela KTT SCO.
Sesuai jadwal, Presiden Rusia bertemu dengan Presiden Iran di sela-sela KTT SCO di Samarkand pada Kamis (15/9/2022).
Dalam pertemuan tersebut, Sayid Raisi mengatakan, Republik Islam Iran tidak menerima sanksi terhadap Rusia dengan alasan apa pun, dan tidak mengakuinya. Dia menyatakan bahwa Iran ingin mengembangkan kerja sama dagang dan ekonomi dengan Rusia.
Sayid Raisi juga menyampaikan terimakasih kepada Rusia karena mendukung keanggotaan penuh Iran di SCO. Dia menuturkan, tekad Iran adalah mengembangkan hubungan strategis dengan Rusia, di semua bidang politik, ekonomi, perdagangan dan antariksa.
"Amerika Serikat mengira dengan menyanksi sebuah negara, ia bisa menghentikan negara itu, tapi pemahaman mereka terkait hal ini keliru. Selama bertahun-tahun AS menyanksi Iran, tapi bangsa besar Iran menganggap sanksi dan ancaman sebagai peluang untuk tumbuh dan maju," ujarnya.
Sayid Raisi menegaskan,Republik Islam Iran tidak menerima sanksi-sanksi yang dijatuhkan terhadap Rusia dengan alasan apa pun, dan tidak mengakuinya. Di sisi lain Iran ingin meningkatkan hubungan dagang dan ekonominya dengan Rusia.
"Hubungan di antara negara-negara yang disanksi oleh AS, dapat menyelesaikan banyak masalah, dan bahkan dapat terus memperkuat negara-negara tersebut," pungkasnya. (RA)