Presiden Republik Islam Iran Sayid Ebrahim Raisi mengatakan, media dapat menjaga dan melestarikan nilai-nilai dan martabat kemanusiaan untuk bangsa-bangsa dan dapat mengemban misi menegakkan keadilan di masyarakat.
Hal itu disampaikan Sayid Raisi dalam pertemuan dengan para peserta Sidang Umum Organisasi Kantor Berita Asia-Pasifik (OANA) ke-18 di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran pada hari Selasa, 25 Oktober 2022.
Dia menambahkan, hari ini adalah perang narasi. Dari satu peristiwa, berbeda cara menyampaikannya; satu kantor berita menceritakan dengan caranya, dan kantor berita lainya juga menceritakan dengan cara lainnya.
Bahkan, lanjutnya, tidak hanya dengan dua narasi, tetapi bisa 20 narasi dari sebuah peristiwa. Lalu narasi mana yang benar? Di sinilah poinnya untuk mencari narasi yang sesuai fakta dan kebenaran.
Presiden Iran menuturkan, dengan organisasi ini dan organisasi-organisasi serupa, kekuatan-kekuatan Barat yang dulu mendominasi dunia semakin menurun. Hari ini, kekuatan Amerika Serikat (AS) di dunia menurun.
"Menginginkannya atau tidak, mereka harus tahu bahwa kekuatannya menurun," tegasnya.
Dalam pidato di hadapan direktur senior, manajer, dan editor media internasional anggota-anggota OANA pada hari Selasa (25/10/2022) itu, Presiden Iran juga menyebutkan karakter dan misi media.
Sayid Raisi mengatakan, misi awak media adalah untuk menjaga independensi dan kemerdekaan dan identitas negara, khususnya di kawasan ini. Dia menambahkan, hari ini kita hidup di dunia informasi dan komunikasi, di mana banyak terjadi serangan terhadap budaya bangsa-bangsa, terutama bangsa-bangsa yang merdeka.
"Musuh ingin mencabut dan menghapus identitas negara-negara sehingga tidak ada negara merdeka di dunia dan di kawasan," tegasnya.
Presiden Iran menuturkan, media harus mampu menjaga dan melindungi kemerdekaan (independensi), identitas dan kebebasan bangsa-bangsa serta melindungi bangsa-bangsa dari serangan, ini adalah misi penting bagi media.
Sidang Umum Organisasi Kantor Berita Asia-Pasifik (OANA) ke-18 secara resmi dimulai di Tehran, ibukota Republik Islam Iran pada hari Senin (24/10/2022).
Sidang Umum OANA (the Organization of Asia-Pacific News Agencies) dibuka dengan pidato Menteri Kebudayaan dan Bimbingan Islam Iran Mohammad Mehdi Esmaeili dan berlangsung selama dua hari.
Sekitar 60 direktur senior, manajer, dan editor dari 35 negara anggota OANA hadir pada sidang yang membahas berbagai topik, termasuk pengembangan dan penguatan kerja sama media.
Sebelumnya, pada Sidang Umum ke-17 OANA, yang diadakan di Seoul, para anggota organisasi ini memilih mendukung Iran untuk memimpin putaran ke-18 sidang tersebut di Tehran.
Organisasi Kantor Berita Asia-Pasifik adalah asosiasi kantor berita dari negara-negara anggota UNESCO di kawasan Asia-Pasifik. OANA sebelumnya dikenal sebagai Organisasi Kantor Berita Asia, yang dibentuk pada tanggal 22 Desember 1961 atas inisiatif UNESCO dengan tujuan memfasilitasi informasi di antara negara-negara di kawasan tersebut.
Organisasi yang mencakup dua pertiga populasi dunia itu kini memiliki 43 anggota dari 35 negara di Asia dan Oseania. Iran, sebagai anggota lama, adalah presiden bergilir OANA dari 1997-2000. Tiga kantor berita Iran: Mehr News, Fars News dan Islamic Republic News Agency (IRNA) adalah anggota OANA.
Menciptakan keseimbangan terhadap arus informasi satu arah dan mencegah prosedur sepihak di bidang media dan berita adalah salah satu tujuan organisasi ini.
Saat ini, fungsi media massa yang beragam, seperti pemberitahuan dan pemberian informasi, menciptakan kohesi dan rasa memiliki sosial, memantau kinerja struktur kekuasaan dan menyediakan landasan bagi partisipasi publik dan pengawasan publik dalam sistem sosial, telah menjadikan media sebagai tempat yang menonjol dalam evolusi dan pelembagaan indikator dan elemen fundamental struktur politik dan budaya masyarakat.
Tidak dapat dipungkiri bahwa media berita seperti surat kabar, radio, televisi, internet dan jejaring sosial sebagai salah satu lembaga penting masyarakat yang memiliki pengaruh terhadap keyakinan dan opini serta dimensi kehidupan manusia lainnya, dan menciptakan realitas politik dan sosial tertentu bagi masyarakat.
Sementara, kita menyaksikan fakta bahwa hari ini media Barat memberitakan dan mencerminkan peristiwa dan insiden dunia kepada audiens sesuai dengan pandangan dan tujuan mereka, dan di sebagian besar produk berita mereka adalah masalah menghadapi aktor dan kekuatan timur dan menahan serta mencegah meluasnya pengaruh regional dan internasional mereka.
Untuk itu, penyelenggaraan Sidang Umum OANA ke-18 dapat membantu meningkatkan komunikasi dan interaksi, serta meningkatkan hubungan persahabatan antar negara yang sedang menghadapi tantangan global. Bahkan, sidang ini dianggap sebagai jalan menuju kerja sama bilateral dan multilateral, Dengan memperkuat kerja sama, media-media Asia dapat mencegah berlanjutnya jalan tidak adil media-media Barat dan menyebabkan kegagalan monopoli media mereka.
Pada saat yang sama, harus diingat bahwa kapasitas negara-negara anggota OANA untuk mengkonsolidasikan dan memperluas kerjasama juga sangat tinggi. Negara-negara anggota OANA menyumbang 56% dari produk domestik bruto dunia, memiliki sekitar 50% perdagangan dunia, dan lebih dari 60% wilayah perairan serta lebih dari 25% volume transportasi udara.
Menteri Kebudayaan dan Bimbingan Islam Iran Mohammad Mehdi Esmaili dalam pidato pembukaan Sidang Umum OANA di Tehran menyinggung bahwa sidang ini dapat menjadi kesempatan untuk memperluas dan bertukar pengalaman profesional dan media di antara negara-negara dan bangsa-bangsa anggota organisasi ini.
"Negara-negara anggota organisasi ini, yang memiliki lebih dari setengah kekuatan ekonomi dunia, dapat meningkatkan kekuatan media mereka ke tingkat yang sama dan mengakhiri dunia unipolar media," ujarnya.
Mehdi Esmaeili menuturkan, kami berharap bahwa Sidang Umum OANA akan menjadi awal dari era baru kegiatan forum ini dan perannya yang lebih aktif dalam perkembangan media dunia saat ini dan masa depan. (RA)