Serangkaian kelompok kemanusiaan mengecam pemerintah Italia karena melanggar hukum internasional setelah mendorong kembali lebih dari 200 pencari suaka yang berusaha mencapai pelabuhan yang aman di Italia. Dua kapal penyelamat, Humanity 1 dan Geo Barents, berlabuh di Sisilia pada Minggu, membawa ratusan pencari suaka.
Yang paling rentan, wanita, anak-anak dan orang sakit, diizinkan untuk turun, tetapi 35 pria di Humanity 1 dan 215 lainnya di Geo Barents diminta untuk tetap berada di kapal. Itu dimungkinkan oleh pihak berwenang Italia yang dengan tergesa-gesa mengadopsi dekrit baru yang telah memperkenalkan pendekatan selektif dalam memutuskan siapa yang dapat turun dari kapal penyelamat.
Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni telah menyoroti arus migrasi selama perjalanan pertamanya ke Brussel minggu lalu ketika dia meminta UE untuk membantu menangani kedatangan pencari suaka di pantai Italia.
Humanity 1 mengatakan akan meluncurkan tindakan hukum terhadap pemerintah Italia, mengklaim keputusan Roma untuk tidak membiarkan semua pencari suaka turun melanggar hukum Eropa dan Konvensi Pengungsi Jenewa. Sementara dua kapal lain yang dikelola lembaga swadaya masyarakat tetap melaut tanpa ada pelabuhan yang mau menerimanya.
Pada 2017, pemerintah Italia menandatangani perjanjian yang disponsori UE dengan pemerintah Libya.