Militer Republik Islam Iran memulai latihan militer gabungan Zolfaqar 1401 dengan sandi suci "Ya Zahra as" pada Kamis (29/12/2022) malam.
Latihan ini digelar di wilayah tenggara, pantai Makran, jarak timur Selat Hormuz hingga sekitar pelabuhan Gavater dan Laut Oman sampai 10 derajat sebelah utara Samudra Hindia.
Satuan-satuan pasukan yang dilibatkan dalam latihan tersebut adalah unit-unit infanteri, lapis baja, mekanis, sistem pertahanan, kapal laut dan kapal selam, drone, dan unit pertahanan udara dan rudal.
Pasukan Angkatan Laut Militer Republik Islam Iran dan pasukan unit lapis baja Angkatan Darat Militer negara ini menggelar operasi perang Amfibi dan Beaching di pantai Makran pada hari Jumat, 30 Desember 2022.
Militer Republik Islam Iran juga menggunakan sistem rudal pertahanan udara 15 Khordad (Panzdah-e Khordad) atau Khordad-15 pada hari kedua latihan untuk menghancurkan target-target udara yang telah ditentukan.
Pada latihan yang digelar hari Sabtu (31/12/2022) itu, militer Iran juga menggunakan sistem pertahanan Majid dan sistem artileri Khatam untuk menghancurkan target-target latihan.
Juru bicara Manuver Gabungan Zolfaqar 1401 Militer Republik Islam Iran Brigadir Jenderal Alireza Sheikh pada hari Jumat (30/12/2022) mengatakan, pesawat tanpa awak Mohajer-6, drone Ababil-3 yang baru dan Arash, terbang di atas area umum latihan untuk memantau pergerakan pasukan musuh dan telah menghancurkan target-target yang dituju.
"Mohajer-6 dengan jangkauan 2.000 km diklasifikasikan sebagai drone taktis dan tempur dan dapat digunakan dalam berbagai misi militer dan sipil, dan pesawat tanpa awak ini mampu membawa 40 kg senjata di bawah sayapnya," ujarnya.
Alireza Sheikh menambahkan, Mohajer-6 jarah jaruh memiliki kemampuan untuk dilengkapi dengan rudal berpemandu laser, bom berpemandu dan rudal yang dijatuhkan secara bebas.
"Drone penghancur Arash milik Angkatan Darat Militer Republik Islam Iran dalam operasi yang cepat dan akurat, yang mencakup perjalanan jarak jauh dari asalnya, berhasil menargetkan titik yang ditentukan," tambahnya.
Menurutnya, drone Ababil-3 yang baru memiliki penambahan kecepatan dan ketinggian terbang hingga lebih dari 15.000 kaki. Pesawat tanpa awak ini mampu melakukan misi pengawasan, pengintaian, dan perang elektronik pada kedalaman operasi lebih dari 400 km.
Drone Arash dengan jangkauan 2.000 km dirancang dan diproduksi oleh para ahli militer Republik Islam Iran dan dilengkapi dengan pencari inframerah dan elektro-optik yang memberikan kemampuan tambahan pada pesawat tanpa awak tersebut.
Drone dengan berbagai mesin pencari ini akan dapat membidik berbagai target tetap dan bergerak dengan akurasi tinggi. (RA)