Selama empat dekade terakhir, Swedia telah berubah menjadi negara yang aman dan nyaman bagi teroris. Banyak bukti yang menunjukkan hal ini.
Departemen Kehakiman Amerika Serikat memberikan predikat kepada Swedia sebagai "Sweden as a refuge for terrorists" (Swedia sebagai tempat berlindung teroris).
Magnus Ranstorp, seorang dosen di Universitas Pertahanan Swedia juga mengatakan bahwa negaranya telah menjadi rumah yang aman bagi teroris dalam beberapa dekade terakhir.
Dalam beberapa tahun terakhir, kelompok munafik MKO (Mojahedin-e-Khalq Organization) yang telah membunuh lebih dari 17 ribu warga Iran, telah melakukan aktivitas anti-Iran dengan dukungan pemerintah Swedia.
Serangan mereka terhadap warga Iran yang menjadi peserta pemilu kepresidenan tahun 1400 HS di Swedia adalah salah satu contoh dari kejahatan MKO.
Habib Farajollah Chaab, yang juga dikenal sebagai Habib Asyud, pemimpin kelompok teroris Gerakan Perjuangan Arab untuk Pembebasan Ahvaz (SMLA), yang bertanggung jawab atas serangan terhadap parade pasukan Angkatan Bersenjata Iran di Ahvaz adalah juga memiliki kewarganegaraan Swedia dan didukung oleh pemerintah negara ini.
Dalam beberapa hari terakhir, anggota-anggota kelompok teroris PKK berunjuk rasa di bawah naungan dukungan pemerintah Swedia.
Berdasarkan penyelidikan yang telah dilakukan, 300 orang dari aggota kelompok terororis Takfiri (Daesh) di Suriah berkewarganegaraan Swedia.
Penggabungan langkah-langkah ini menunjukkan bahwa Swedia memiliki agenda sempurna untuk memperbanyak teroris, menjaga dan mengekspor mereka. (RA)