Seorang pejabat senior di Kementerian Kesehatan Republik Islam Iran mengatakan bahwa negaranya bekerja sama dengan Kuba untuk memproduksi vaksin Virus Corona, COVID-19.
Juru bicara Badan Pengawas Obat dan Makanan Iran (IFDA) Kianoush Jahanpour mengatakan, Iran akan membeli vaksin dari negara asing dan juga akan berpartisipasi dalam program COVAX Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dia menambahkan, selain pembelian tersebut, Institut Pasteur Iran akan memproduksi vaksin COVID-19 bekerja sama dengan perusahaan Kuba. Menurutnya, tahap uji coba vaksin pada manusia telah berhasil dilakukan di Kuba.
"Uji coba pada manusia tahap kedua dilakukan di bawah pengawasan Institut Pasteur Iran di Kuba. Jika fase kedua berhasil, fase ketiga akan diterapkan di Iran," ujarnya seperti dilansir Mehrnews, Sabtu (2/1/2021).
Uji coba vaksin COVID-19 pada manusia yang diproduksi oleh para peneliti Iran dimulai dengan penyuntikan pada 56 sukarelawan di Iran pada 29 Desember 2020.
Sebelumnya, Wakil Menteri Kesehatan Iran Alireza Raisi mengatakan, fase uji coba vaksin berikutnya akan dilakukan 28 hari kemudian "jika semuanya berjalan dengan baik."
Menurutnya, jika vaksin melewati semua tahap, itu akan dapat diandalkan, dan Iran dapat memproduksi secara massal vaksinnya sendiri pada musim semi mendatang.
Disebutkan bahwa lini produksi vaksin virus Corona buatan Iran dengan kapasitas 1,5 juta dosis per bulan akan diluncurkan dalam kurun waktu 40 hari ke depan. Dalam enam bulan ke depan, produksi vaksin akan mencapai 12 juta dosis per bulan.
Menurut seorang pejabat di Kementerian Kesehatan Iran, 16 perusahaan berbasis ilmu pengetahuan Iran sedang mengerjakan semua jenis platform vaksin. Satu perusahaan aktif memproduksi vaksin berbasis DNA, dan sekitar tiga perusahaan lainnya bekerja membuat vaksin berbasis mRNA. (RA)