Keputusan Italia untuk menghentikan ekspor senjata ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) karena pertumpahan darah yang sedang berlangsung di Yaman telah dipuji oleh para aktivis dan beberapa anggota parlemen negara ini.
"Sekarang saya mengumumkan pemerintah mencabut otorisasi ekspor rudal dan bom pesawat ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab," kata Menteri Luar Negeri Luigi Di Maio seperti yang dilansir dari AFP pada Jumat (29/1/2021).
Dia menambahkan, ini tindakan yang kami pertimbangkan untuk pesan damai yang jelas datng dari negara kami. Bagi kami, lanjutnya, penghormatan terhadap hak asasi manusia adalah komitmen yang tidak terpatahkan.
Langkah itu dilakukan setelah dua tahun aktivitas parlemen dan lobi oleh organisasi kemanusiaan. Pada 2018, Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengindikasikan niat pemerintahnya untuk mengakhiri penjualan senjata ke Arab Saudi atas kepemimpinan kerajaan ini dalam inveasi militer ke Yaman dan pembunuhan jurnalis terkemuka Jamal Khashoggi.
Keputusan tersebut mencakup penghentian penjualan hampir 13.000 rudal buatan Italia ke Arab Saudi. Penjualan yang diblokir adalah bagian dari total ekspor 20.000 rudal senilai lebih dari 400 juta euro yang disepakati pada tahun 2016 di bawah pemerintahan yang dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Matteo Renzi.
Renzi menghadapi kritik karena berpartisipasi dalam konferensi Inisiatif Investasi Masa Depan Arab Saudi dan mengadakan percakapan dengan Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman, di mana dia menggambarkan pangeran sebagai temannya. Dia mengatakan Saudi bisa menjadi tempat Renaissance baru untuk masa depan.
Menurut media Italia, Renzi menghasilkan 80.000 dolar setahun sebagai anggota dewan penasihat Prakarsa Investasi Masa Depan Arab Saudi.
Jaringan Perdamaian dan Pelucutan Senjata Italia, sebuah kampanye kelompok, memuji langkah "bersejarah" yang diambil pemerintah Italia. (RA)