Militer Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan udara ke fasilitas milik kelompok perlawanan di perbatasan Irak-Suriah pada hari Kamis, 25 Februari 2021 atas perintah langsung dari Presiden Joe Biden.
Menurut Sekretaris Pers Pentagon John F. Kirby, Biden sendiri yang mengesahkan serangan tersebut sebagai tanggapan atas serangan baru-baru ini terhadap personel AS dan sekutunya di Irak.
Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan bahwa serangan tersebut disengaja dan dimaksudkan untuk meredakan situasi keseluruhan di Suriah timur dan Irak.
Tindakan militer itu juga dikatakan sebagai pembalasan atas serangan baru-baru ini terhadap pangkalan dan misi AS di Irak, di mana Washington menuding kelompok perlawanan Irak yang didukung Iran sebagai pelakunya.
Sebelumnya, roket menghantam Zona Hijau di Baghdad, yang menampung kedutaan AS dan juga misi diplomatik lainnya. Pangkalan militer AS di Bandara Internasional Erbil juga diserang dengan cara yang sama beberapa hari sebelumnya.
Kelompok perlawanan Irak dan para pejabat negara ini telah menolak tegas tuduhan AS mengenai serangan-serangan tersebut. Tak lama setelah itu, Departemen Pertahanan AS pada hari Jumat (26/2/2021) menyatakan bahwa pasukan AS telah membombardir posisi kelompok perlawanan di timur Suriah atas perintah Presiden Joe Biden.
Serangan di lokasi antara Albu Kamal Suriah dan Al Qaim Irak itu menyebabkan satu anggota kelompok perlawanan gugur dan empat lainnya terluka.
Pemerintah Suriah telah mengecam serangan udara AS itu dan menyebutnya sebagai tindakan agresi pengecut. Damaskus menggambarkan serangan tersebut sebagai pertanda buruk dari pemerintahan Presiden baru AS Joe Biden.
Di sisi lain, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengutuk serangan terbaru AS dan menyebutnya sebagai kelanjutan dari kejahatan yang dilakukan Israel di Suriah yang melanggar hukum internasional.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, militer AS hadir di wilayah Suriah secara ilegal dan melanggar semua norma hukum internasional, termasuk resolusi Dewan Keamanan tentang rekonsiliasi di Suriah.
Dia mengatakan, Rusia telah menerima informasi yang belum dikonfirmasi bahwa AS berencana untuk tinggal di Suriah tanpa batas waktu.
Kementerian Luar Negeri China juga bereaksi atas serangan udara AS dan menyatakan bawah setiap tindakan serupa akan semakin memperumit situasi krisis yang melanda Suriah. (RA)