Sebuah sumber mengatakan kepada Press TV bahwa satu-satunya cara Amerika Serikat (AS) bisa membuat pemerintah Tehran menghentikan tindakan balasannya berdasarkan kesepakatan nuklir JCPOA adalah dengan mencabut semua sanksi yang diberlakukan terhadap Republik Islam Iran setelah keluarnya Washington dari perjanjian tersebut pada 2018.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran Saeed Khatibzadeh dalam wawancara eksklusif dengan Press TV, mengesampingkan pencabutan sanksi langkah demi langkah yang dijatuhkan terhadap negaranya di masa pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump.
"Seperti yang telah berkali-kali dinyatakan dengan jelas, tidak ada rencana langkah demi langkah yang dipertimbangkan. Kebijakan definitif Republik Islam Iran adalah pencabutan semua sanksi AS, baik yang diterapkan kembali oleh Trump setelah menarik diri dari JCPOA atau yang dia mulai, serta sanksi yang dijatuhkan di bawah tema lain. Jelas, pencabutan sanksi ini harus efektif dan harus diverifikasi oleh Iran," kata Khatibzadeh pada hari Sabtu (3/4/2021).
Pernyataan Khatibzadeh tersebut merupakan respon atas klaim yang dibuat oleh Wakil Jubir Departemen Luar Negeri AS Jalina Porter tentang pertemuan yang direncanakan oleh perwakilan Iran dan negara lain di Wina pada Selasa untuk membahas JCPOA.
Khatibzadeh menekankan bahwa penangguhan tindakan perbaikan Iran dan pembalikannya akan terjadi hanya setelah pencabutan semua sanksi dan verifikasi pemerintah Tehran.
Jubi Kemlu Iran pada tanggal 12 Maret 2021 juga menegaskan, setelah sanksi AS dicabut, Tehran akan menghentikan langkah pembalasan.
"Iran akan menghentikan langkah pembalasannya jika seluruh sanksi AS dicabut," tegasnya.
Sementara itu, dalam sebuah tweet pada hari Jumat (2/4/2021), Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan, tujuan dari pertemuan Wina adalah untuk "dengan cepat menyelesaikan tindakan pencabutan sanksi dan langkah-langkah nuklir untuk pencabutan semua sanksi, diikuti oleh Iran yang menghentikan langkah-langkah perbaikan."
"Tidak ada pertemuan Iran-AS. Tidak perlu," tulisnya.
Iran telah memenuhi semua komitmen tertulisnya terhadap kesepakatan nuklir JCPOA, dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dalam 15 laporannya mengakui komitmen Iran tersebut.
Namun karena AS melanggar JCPOA dan keluar secara ilegal dari perjanjian ini, dan negara-negara Eropa yang terlibat dalam perjanjian nuklir itu juga tidak melakukan komitmen mereka dalam JCPOA, maka Iran mengurangi komitmenya sesuai dengan Pasal 36 JCPOA sebagai tanggapan dan balasan atas pelanggaran tersebut. (RA)